Virtualzone - Chapter 26

331 55 16
                                    

Maaf ya, part ini pendek banget. Soalnya aku ada hapus salah satu scene. Nanti aku revisi pas selesai.

Langsung aja kali ya, jangan lupa buat klik bintang di pojok kiri bawah, komen, share juga.

Enjoy 💜

Pesan yang Rayya kirim sejak sore tadi baru sempat mendapat balasan saat pukul 19:27

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pesan yang Rayya kirim sejak sore tadi baru sempat mendapat balasan saat pukul 19:27. Bara baru menyelesaikan beberapa keperluannya. Dia juga menyempatkan bertemu teman-temannya yang ada di sini, karena sudah lama dirinya tidak pulang ke rumah. Kini mereka sedang berada di panggilan telepon.

"Lo sejak kapan di Jakarta? Kok enggak bilang sih?"

"Cieee pengen ketemu gue ya?"

"Enggak usah mulai deh. Lo ge-er banget."

"Iya, oke-oke sori." Bara enggan kena semprot Rayya lagi. "Semalem Ibu bilang kalo misalkan beliau enggak bisa nengokin gue sama Oma ke Bandung karena ada keperluan yang enggak bisa ditinggal. Sebenarnya enggak apa-apa juga enggak ditengok, cuman gue kepikiran buat ke Jakarta aja. Udah lama juga enggak ke rumah, kangen."

"Pasti salah satu alasannya karena pengen nyamperin gue juga, ya kan?" gelak tawa Rayya terdengar jelas di telinga Bara.

"Lo ge-er banget." Bara meniru nada bicara Rayya tadi.

"Ya mohon dimaklumi, gue kelamaan ngobrol sama lo. Jadi nular deh."

Bara diam selama beberapa detik, dia sengaja tidak menanggapi ucapan Rayya. Sampai akhirnya Rayya memanggilnya.

"Lo masih di sana enggak sih?"

Bukannya menjawab pertanyaan, dia ikut mengajukan pertanyaan untuk Rayya. "Jadi si ngambeknya udah pergi nih?"

Rayya tertwa kecil mendengar pertanyaan Bara. "Belum sepenuhnya."

"Udah hilang berapa banyak?"

"Sekitar 60% mungkin."

"Oke," sahutnya singkat.

"Lo sampe kapan di sini?"

"Lo mau gue sampe kapan?"

"Kok malah balik tanya?" heran Rayya.

"Ya pengen tau aja."

"Kalo gue minta selamanya?"

"Enggak bisa dong."

"Terus?"

"Nabrak," kekehnya.

"Ih yang bener, sampe kapan di sini?"

"Besok gue balik ke Bandung"

"Oh." Terdengar nada kecewa dalam jawabannya."Seperti yang lo bilang. Kita hanya bisa merencanakan, tetapi kalau Allah belum merestui ya enggak ketemu."

Virtualzone [COMPLETED]Where stories live. Discover now