Virtualzone - Chapter 21

340 53 24
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote, komen, dan share. Biar aku semangat buat updatenya.

Langsung aja.

Enjoy 💜

Rayya menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rayya menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur. Dia menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang masih sama sejak pulang tadi. Kepalanya masih diisi dengan pertanyaan Raga yang bergema begitu jelas di telinganya. Mungkinkah intensitas komunikasi di antara mereka bisa menumbuhkan virus merah jambu begitu cepat? Rayya belum merasa tertarik pada Bara, hanya saja ketika muncul notifikasi darinya membuat Rayya sedikit senang. Apa ini bisa disebut jatuh cinta?

For your information, Rayya jarang menghubungi Bara duluan karena dia tidak tahu harus mengawali obrolan dengan topik apa.

Rayya memutuskan menemui Bunda untuk berkonsultasi masalah ini. Mumpung Ayah belum pulang, jadi dia bisa leluasa bercerita mengenai hal ini. Rayya melihat Bunda baru saja keluar dari kamar. Dia langsung menghampiri Bunda dan menariknya untuk duduk di sofa depan televisi.

"Eh, ada apa nih? Tumben narik-narik kayak gini," selidik Bunda yang sudah terduduk di samping Rayya.

"Bunda emang enggak kangen sama cerita-cerita anak gadis satu-satunya ini?"

Bunda tersenyum dan mengusap puncak kepala Rayya gemas. "Ada cerita apa sih, Kawan?" kekeh Bunda di akhir kalimatnya.

"Entar dulu, Rayya bingung mulainya gimana." Sebenarnya bukan bingung, akan tetapi dia ragu mengatakannya. Ada dua kemungkinan respons dari Bunda, jika tidak menertawakan mungkin biasa saja. Toh Bunda juga pernah mengalami hal itu.

"Oke, Bunda tungguin." Bunda mengambil remot televisi dan menyalakannya.

Baru beberapa detik Bunda memfokuskan pandangannya pada televisi Rayya kembali bicara. "Bunda inget enggak yang waktu aku pulang sekolah terus liat Bunda lagi teleponan."

"Oh yang waktu Bunda teleponan sana temen virtual itu?"

"Iya, yang itu. Terus Bunda kan bilang pernah punya pacar virtual juga. Nah, aku penasaran. Jad-"

"Kamu main kayak gitu?" sela Bunda dengan ekspresi yang santai. Ekspektasi Rayya tidak meleset mengenai respons dari sang Bunda.

"Jangan Bunda potong dulu, aku belum selesai ngomongnya," timpal Rayya.

"Oke-oke, Bunda minta maaf. Lanjutin ceritanya," pinta Bunda.

"Karena penasaran, aku cari tau tuh, tapi aku enggak ngerti. Jadi aku download aplikasi dating gitu buat ngebuktiin ucapan Bunda."

"Terus kamu ketemu cowok, dan suka sama dia, gitu?" tebak Bunda.

"Iya, aku ketemu sama cowok namanya Bara. Dia orang Jakarta, cuman tinggal di Bandung nemenin Omanya. Kalau ditanya suka atau enggak, aku belum tau," jelas Rayya.

Virtualzone [COMPLETED]Where stories live. Discover now