Virtualzone - Chapter 34

304 45 4
                                    

Halo guys, maaf banget baru bisa up hari ini. Kemarin tugasku banyak revisian, dan bab ini belum selesai aku tulis draft aku abis. Langsung aja.

Enjoy 💜

"Ay, ada ilmuan yang terkenal dengan sebutan Bapak Aljabar, bahkan Bapak Algoritma lho

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ay, ada ilmuan yang terkenal dengan sebutan Bapak Aljabar, bahkan Bapak Algoritma lho."

Mendengar pernyataan Bara membuat rasa penasaran dalam dirinya bangkit. Dia membenarkan posisi duduk yang sebelumnya bersandar pada kursi kini menjadi duduk tegak. "Ada? Siapa?"

"Nama lengkapnya Muhammad bin Musa Al Khawarizmi atau yang lebih dikenal sebagai Al Khawarizmi. Beliau berhasil membuat Mark Zuckerbeg, CEO Facebook kagum," terang Bara singkat.

"Ayo ceritain," pinta Rayya dengan mata berbinar. Rayya senang mendengarkan cerita.

"Beliau lahir sekitar tahun 780 M di kota Khawarizm atau yang sekarang dikenal dengan kota Khiva di Uzbekistan. Lalu wafat di Baghdad sekitar tahun 850 M. Al Khawarizmi buka cuman akhli di bidang Matematika, tapi beliau juga ahli dalam bidang Astronomi, Geografi, dan Astrologi. Dari kecil beliau gigih dalam menuntut ilmu, dan dibawa oleh kedua orang tuanya pindah ke Baghdad. Di masa remaja, Al Khawarizmi pernah menjadi bagian dari Baitul Hikmah atau wisma kearifan yang merupakan perpustakaan besar, lembaga penerjemahan dan pusat penelitian ilmu pengetahuan yang didirikan Khalifah Harus Ar-Rasyid. Di sana juga beliau belajar ilmu Matematika, terjemahan manuskrip, bahasa Sansakerta, dan Yunani."

"Wah, ternyata masih remaja aja prestasi beliau udah mulai kelihatan, ya. Beda banget sama gue yang cum--"

Bara memotong ucapan Rayya karena tahu arah pembicarannya akan ke mana. "Ay! Gue cerita bukan buat perbandingan diri. Kalo lo mikirnya kayak gitu, gue enggak mau ngelanjutin ceritanya," ancamnya.

"Jangan begitu dong, ayo lanjutin. Masa segitu doang," protesnya, "kalo enggak niat cerita, enggak usah!" lanjutnya dengan nada sinis.

"Kok malah lo yang ngambek?" laki-laki ini ikut memprotes.

"Jadi ngelanjutin ceritanya enggak, nih? Kalo enggak gue mau tidur aja."

"Yaudah, mending lo tidur aja biar gue enggak usah cape-cape cerita," sahut Bara enteng.

"Enggak bisa gitu, dong. Gue penasaran sama ceritanya. Buruan lanjutin," titah Rayya disertai rengekan kecil.

"Katanya mau tidur."

Rayya mengepalkan tangannya. Jika laki-laki itu ada di hadapannya mungkin Rayya akan menjadikan dia samsak. "Buruan lanjutin, lo jangan bikin gue kesel."

Bara menarik kedua sudut bibirnya. Dia masih asyik menggoda Rayya dan menikmati setiap respons yang diberikan perempuan itu. Entah kenapa malam ini mode jahil dalam dirinya sangat aktif. "Kalo lo kesel gue malah gemes."

Virtualzone [COMPLETED]Where stories live. Discover now