Virtualzone - Chapter 37

252 44 11
                                    

Semoga kalian gak bosen baca cerita ini, dan jangan lupa dukung terus dengan  cara vote, dan komen. Kalo mau dishare ke temen-temen kalian juga boleh, boleh banget.

Enjoy 💜

Angin malam berembus begitu tenang membelai lembut kulit putih seorang gadis yang sedang duduk di balkon kamarnya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Angin malam berembus begitu tenang membelai lembut kulit putih seorang gadis yang sedang duduk di balkon kamarnya. Bulan dan bintang saling menggenggam seolah-olah ikut mendengar dan menyaksikan dua sejoli yang berbincang melalui ponsel pintar. Selepas menerima pesan dari seorang laki-laki yang dikenalnya enam minggu yang lalu karena rasa penasaran atas cerita sang bunda, dia meminta waktu Rayya untuk berbincang melalui telepon atau video call. Namun, Rayya mengiyakan melalui telepon saja.

"Ra, gue minjem laptop lo buat streaming, ya," teriak Gita yang berada di dalam kamar. Saat melihat balasan Bara, Gita langsung meminta Rayya untuk menerima telepon di balkon seolah tahu apa yang akan dibicarakan. Dirinya enggan menjadi 'nyamuk' di antara mereka.

"Iya," sahut Rayya singkat.

"Lagi ada temen lo, ya? Kok enggak bilang? Tahu gitu, gue nanti aja teleponnya." Mereka baru saja tersambung melalui telepon.

"Eh, enggak apa-apa, kok. Tadi gue ngajak dia nginep di rumah."

"Beneran enggak ganggu, nih?" tanyanya meyakinkan.

"Enggak, Bara," jawab Rayy pelan, "jadi ... ada apa?"

Hanya suara angin yang terdengar di telinga Rayya, tidak ada jawaban dari laki-laki di seberang sana. Namun, Rayya mendengar gumaman yang terdengar tidak jelas dari ponselnya. "Halo," sapanya.

"Sori, gue enggak sengaja suka sama lo," ucap Bara dengan cepat sehingga intonasi pengucapannya tidak jelas.

Rayya menatap layar ponselnya dengan dahi mengernyit lalu kembali menempelkan ponsel pada telinganya. "Sori apaan? Gue dengernya enggak jelas, lo jangan kecepetan ngomongnya," pinta Rayya.

"Sori, gue enggak sengaja suka sama lo." Bara kembali mengulangi ucapannya.

Rayya membeku, rasanya pergerakan di sekitar ikut terjeda. Entah perintah dari mana, jantungnya kembali berdebar. Semesta sedang baik hati kepadanya dengan berkali-kali memberikan kejutan. Dari mulai janji ayah malam kemarin, Raga mengungkapkan perasaannya diikuti dengan Bara yang melakukan hal serupa, baru saja. Dia bingung harus bereaksi seperti apa atas dua kejutan yang sama sekali tidak pernah diduga sebelumnya. Namun, jika bisa dilihat, rasa senang di dalam dirinya sudah jingkrak-jingkrak sejak tadi.

"Udah ngobrolnya? Kok malah bengong?" Ucapan Gita membuat Rayya mengerjap. Lamunannya berakhir. Gita berdiri di sampingnya entah sejak kapan.

"Halo." Rayya mencoba kembali menyapa laki-laki di seberang sana karena ponselnya masih menempel di telinga. Dia tidak sadar jika Bara sudah mengakhiri sambungan teleponnya secara sepihak.

Virtualzone [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt