Virtualzone - Chapter 1

3.4K 234 508
                                    

Selamat datang di chapter 1. Ada yang nungguin?

Aku tahu kalian readers yang bisa hargain karya seseorang, jadi jangan lupa klik bintang dan komen.

Oh iya, kalo ada typo langsung komen ya.

Langsung aja, enjoy 💜

Pergantian mata pelajaran kedua sudah berlalu sembilan puluh menit yang lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pergantian mata pelajaran kedua sudah berlalu sembilan puluh menit yang lalu. Selama itu pula mata Rayya menatap malas papan tulis yang tertulis banyak angka. Hari ini kelas mereka dimulai dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dilanjutkan dengan Matematika. Hanya tinggal beberapa orang saja yang bener-bener memperhatikan penjelasan guru, yang lainnya sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang mulai menunduk dengan jari yang menari-nari di atas layar handphone, menari-nari di halaman belakang buku tulis, saling berbisik membicarakan cogan, bahkan ada yang sudah pergi ke alam mimpi.

Empat puluh lima menit pertama mata dan otak Rayya masih segar dan bisa menyerap apa yang dijelaskan gurunya, tetapi kali ini kepalanya mulai mendidih dan cacing di perutnya mulai berdemo. Rayya menatap Raga yang masih fokus mencatat hal-hal yang dikiranya penting dari penerangan gurunya di depan, anak itu memang diberi otak yang tidak mudah bergejolak ketika menemukan soal-soal yang sulit. Lagi-lagi Rayya menghela napas, menunggu suara yang diidamkan semua siswa berbunyi.

"Pak!" seru Dika mengangkat satu tangannya..

"Iya Dika, ada apa?" tanya Pak Ergan.

"Istirahat masih lama, Pak?"

"Memangnya kamu habis ngapain mau istirahat? Nulis aja enggak."

"Kalo gitu, bapak aja yang istirahat. Duduk, Pak. Pasti bapak cape nyampein materi." Ucapan Dika hanya mendapat gelengan kecil dari Pak Ergan.

Dika, murid yang baru menginjakkan kaki di sekolah ini satu bulan yang lalu. Dia pindah dari sekolah lamanya karena ketahuan tawuran dengan siswa sekolah lain. Tipikal anak nakal dan tengil memang terlihat jelas dalam dirinya. Entah sekolah keberapa yang dia masuki kali ini. Jika kalian berpikir Dika pernah mendekati Rayya, itu benar sekali. Sayangnya jangan berharap mereka dekat kemudian pacaran seperti kisah cinta bad boy yang bertemu dengan cewek cuek atau semacamnya, karena bodyguard Rayya selalu merecoki Dika. Iya, siapa lagi jika bukan Raga.

Suara nyanyian yang ditunggu semua siswa akhirnya berbunyi, mereka membereskan buku tulis lalu berhamburan menuju kantin untuk memanjakan perutnya. Sebelum melenggang ke kantin, Rayya menghampiri Raga yang masih berkutat dengan soal yang diberikan oleh Pak Ergan.

"Aga," panggil Rayya.

Raga hanya menimpali dengan gumaman singkat. Rayya menghembuskan napas kasar. Selalu saja begitu.

Virtualzone [COMPLETED]Where stories live. Discover now