Virtualzone- Chapter 39

246 45 15
                                    

Hai, kembali lagi. Chapter pertama di tahun 2022. Gimana tahun barunya?

Langsung aja ya, tapi jangan lupa tinggalin jejak

Enjoy 💜

Waktunya kembali menemui hari Senin

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Waktunya kembali menemui hari Senin. Satu-satunya hari yang tidak pernah diharapkan oleh setiap orang karena harus kembali melakukan rutinitas setelah dua hari bisa rehat sejenak dari aktivitas yang menguras tenaga. Seperti Rayya dan Raga yang kembali ke sekolah hari ini. Mereka berjalan beriringan melewati beberapa kelas. Kali ini Rayya memeluk buku soal-soal SBMPTN yang akhir-akhir ini dirinya isi. Bahkan, saat menunggu Raga menjemputnya, dia berhasil mengerjakan satu soal Matematika yang sudah dipelajarinya semalam.

"Kak Raga!" Seruan itu membuat langkah mereka terhenti.

Raga menghela napas, dia tahu siapa pemilik suara itu. Hari Seninnya rusak begitu aja. Rayya sedikit memutar badan untuk memastikan siapa yang memanggil laki-laki di sampingnya. "Gue enggak mau ganggu. Jadi gue duluan, ya," izinnya, sedangkan sahabatnya hanya mengangguk.

Rayya berseru saat matanya melihat dua sejoli yang salah satunya adalah teman sebangkunya di kelas. Dia berlari menghampiri mereka dan berdiri di tengah-tengah. Tentu saja hal itu membuat laki-laki yang kini berada di sampingnya menggerutu. "Gue kirim ke Mars, nih. Ganggu aja!"

Rayya tidak mengindahkan ucapan tersebut. Dia justru menarik teman sebangkunya menuju kelas.

"Rayya, Aletta, tunggu!" teriak Dika sambil mengekori di belakang.

Raga yang melihat adegan tersebut menggelang kecil. Di sampingnya sudah ada adik kelas yang seama beberapa hari tidak menampakkan wajahnya di depan Raga. "Kak Raga apa kabar?" tanyanya basa-basi.

"Baik," jawab Raga singkat.

"Gimana? Ada kemajuan enggak?"

Raga melihat sekitarnya, enggan menjawab.

"Kayaknya enggak ada, ya?" Dia memicingkan matanya. "Enggak apa-apa, selagi gue masih isirahat, lo masih boleh melakukan berbagai usaha buat bikin Kak Rayya luluh. Gue juga lagi oleng sama temen sekelas yang notice keberadaan gue. Enggak kayak lo yang ngeliat gue tuh antara ada dan tiada," jelas Keyla.

Kenapa enggak dari dulu aja suka sama temen sekelasnya?

"Tapi tenang aja, kalo kak Rayya masih enggak bisa bales perasaan lo, gue siap kok buat balik lagi."

Raga melihat ke arah yang lain, tidak mau menimpali setiap ucapan Keyla. Dia tidak ingin buang-buang tenaga untuk hal yang tidak penting sepagi ini, lebih baik menghemat untuk digunakan saat upacara dan pelajaran Matematika nanti.

Melihat respons yang diberikan Raga, Keyla akhirnya berkata,"Sori kalo gue ngerusak hari Senin lo. Gue pamit ke kelas duluan."

Raga memutuskan untuk melewati jalur yang lain karena arah menuju kelas mereka sama. Selama berpapasan dengan teman seangkatannya ataupun adik kelas dia hanya menggangguk kecil. Siapa yang tidak mengenal mantan wakil ketua OSIS yang pernah menjadi salah satu perwakilan sekolah untuk mengikuti olimpiade Matematika? Meskipun saat itu Raga hanya mendapatkan juara harapan pertama.

Virtualzone [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt