Virtualzone - Chapter 14

477 66 88
                                    

Masih ada yang nunggu cerita ini?

Jangan lupa feedback-nya, klik bintang, komen, dan share juga. Maaf kalo masih ada typo, dan kesalahan tanda baca. Langsung dikomen aja yaa.

Kalo ada krisar boleh banget langsung disampein. Tentunya dengan bahasa yang baik hehe.

Enjoy 💜

Setiap sudut sekolah mulai lenggang, hanya ada beberapa orang saja karena jam menunjukkan pukul 04:22

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setiap sudut sekolah mulai lenggang, hanya ada beberapa orang saja karena jam menunjukkan pukul 04:22. Raga dan Keyla baru saja keluar dari perpustakaan beberapa menit yang lalu, kini mereka berjalan menuju gerbang. Rayya pulang duluan dengan Dika ditemani Gita. Katanya ada urusan yang harus mereka selesaikan. Awalnya Raga sedikit ragu membiarkan Rayya pergi dengan Dika, tetapi setelah mendengar Gita ikut bersama mereka akhirnya Raga memperbolehkannya.

"Kak Raga sama Kak Rayya udah kenal lama?" tanya Keyla.

"Sejak SMP."

"Kenalnya gimana, Kak?" keponya.

"Enggak sengaja sih," jawab Raga tanpa niat menceritakan.

"Cer-. Halo?" ucapan Keyla terpotong karena satu panggilan masuk. "Iya, enggak apa-apa kok," katanya setelah mendengar ucapan seseorang di seberang sana.

"Kenapa?" tanya Raga.

"Bokap enggak bisa jemput."

"Mau gue anter?" tawar Raga.

"Enggak usah kak, gue pesen ojol aja."

"Yaudah, kalo gitu lo hati-hati."

Raga melenggang menuju parkiran untuk mengambil motornya. Cewek itu bukan Rayya, jadi Raga tidak perlu mengemis untuk mengantarkan pulang ketika tawarannya sudah ditolak.

"Iiiih Kak Raga. Tau gitu gue iyain aja tadi." Keyla menghentakkan kakinya kesal melihat respon yang diberikan Raga. "Salah emang naruh hati sama es batu," gerutunya sambil berkutat dengan ponsel untuk memesan ojek online.

"Key, gue duluan." Sapaan Raga mendapat anggukan kecil dari Keyla.

Kuda besi milik Raga meninggalkan area sekolah membelah jalanan ibu kota sore ini. Langit masih tampak cerah, sepertinya hujan tidak akan bertandang hari ini. Tanpa berpikir panjang Raga mempercepat laju kuda besinya menuju rumah Rayya karena pesan yang dikirimnya lima belas menit yang lalu tidak kunjung mendapat balasan. Ditelepon pun tidak diangkat. Dua puluh menit kemudian kuda besinya berhenti tepat di depan rumah Rayya. Entah habis dari mana karena Rayya baru saja menutup gerbang dan menenteng kantung kresek di tangannya karena baru pulang dari Indojuli di depan kompleks. Namun Rayya kembali membuka gerbang ketika matanya menangkap sosok Raga masih dengan seragam sekolahnya.

"Lo baru pulang?"

Raga mengangguk dan merogoh sesuatu di dalam tasnya.

"Lagi?" tanya Rayya melihat Raga menyodorkan cokelat, "tumben dia ngasih langsung," lanjutnya.

Virtualzone [COMPLETED]Where stories live. Discover now