The Great Vampire General is a Girl

Bab 81 - Temporary Separation

Ini tidak mudah. Raphael tidak menyangka dia harus melalui hari-hari yang terasa sangat lama sampai dia merasa waktu mungkin sengaja melambat khusus untuknya. Sudah hampir satu bulan sejak Valerie pergi mengikuti Gregovich untuk berlatih. Raphael kembali ke Acheron dan melakukan beberapa tanggung jawabnya sebagai putra kedua Chastain.

Dia harus bersosialisasi. Raphael adalah putra kebanggaan Acheron selain itu dia juga pahlawan perang. Semua orang ingin menjamu dan bertemu dengannya. Tidak jarang dia harus menghadapi pertanyaan tidak nyaman seperti. Apakah dia benar-benar menikah? Dimana istrinya? Atau apakah hubungannya tidak berjalan baik sehingga mereka harus berpisah?

Menjawabnya juga tidak cukup mudah. Karena profesi ksatria bagi wanita bangsawan yang sudah menikah bukan hal yang umum. Mereka sulit memahami kenapa istrinya harus meninggalkannya selama berbulan-bulan hanya untuk berlatih pedang. Padahal mansion Chastain sendiri terkenal melatih kesatria-kesatria terbaik Acheron. Suaminya sendiri adalah komandan Florentia yang tangguh. Seharusnya dia punya segala kualifikasi untuk melatih istrinya sendiri.

Raphael tidak ingin menyalahkan. Mereka pikir Valerie adalah kesatria biasa. Namanya juga belum cukup tersohor sebagai bagian dari militer. Nama Valerie Dubois tentu terkenal. Tapi sebagai gadis bangsawan kelas atas yang dikagumi karena sikap dan cara bicaranya yang elegan serta kecantikannya.

Valerie terpaksa harus menerima gunjingan yang berpikir kalau dia sebenarnya tidak cocok berada di Acheron. Dia terbiasa tinggal di kota dengan kemewahan. Sementara Acheron tidak memiliki banyak fasilitas modern serta dihuni banyak petani manusia. Karena itu dia membuat alasan untuk pergi meninggalkan Raphael.

Dengan cepat rumor menyebar dan para gadis lajang berpikir kalau mereka mungkin bisa mengobati hati Raphael yang ditinggalkan istrinya yang egois.

Tidak hanya Brianna Delacroux, yang tanpa malu mengunjungi kediaman Chastain setiap harinya demi bertemu Raphael. Ada juga gadis-gadis lain yang sekali lagi mencoba peruntungannya setiap bertemu sang komandan di acara sosial. Mereka tidak percaya ketika Raphael bilang kalau dia dan istrinya baik-baik saja.

Ini juga berat bagi Raphael. Dia harus melalui malam-malam yang kesepian. Dalam beberapa minggu dia sudah terbiasa terbangun setiap pagi dengan wajah layaknya malaikat yang dimiliki Valerie—yang berbaring tenang di sisinya. Sekarang dia hanya menemukan bantal dan seprai kosong.

Sesaat setelah bulan madunya di penginapan itu berakhir, Valerie langsung mengikuti Gregovich. Dia bahkan tidak menyempatkan diri pulang ke Acheron untuk berkemas. Dia seorang ksatria dan berpikir segala koleksi pakaian cantiknya tidak akan berguna di sana. Konon Gregovich dan Amelia akan mengajaknya ke daerah tandus seperti Ithadurna. Di sana tidak cukup banyak orang.

Raphael berhasil meyakinkan mantan mentornya untuk hanya membawa Valerie ke daerah-daerah yang cukup netral. Dia tetap harus berusaha meminimalisir pengaruh Avalon terhadap istrinya. Itu mungkin sia-sia karena dia kenal Alex. Selain kekuatan pengendali waktunya yang mengerikan, dia juga manipulator pikiran terbaik di Avalon. Tapi Raphael tahu kalau Alex orang yang teguh memegang janji jadi dia memaksanya bersumpah untuk tidak lagi melakukan manipulasi pikiran terhadap istrinya. Apapun alasannya.

Dear Raphael,

Aku baik-baik saja di sini. Kau benar soal Alex, metode pengajarannya cukup ekstrim. Dia memintaku membangkitkan kekuatan Apollon dengan cara cepat. Yaitu menggunakannya untuk melukai manusia. Tapi aku bisa mengatasinya, aku menemukan sekelompok penjarah dan manusia-manusia cabul yang juga pemerkosa berantai.

Aku menghukum mereka menggunakan Apollon. Ini bukan pembunuhan pertamaku. Tapi kurasa aku masih tetap bisa bertahan dengan idealismeku sebagai Florentia. Para pendosa memang harus dihukum kan? Dan para manusia itu layak dihukum mati. Aku bahkan tidak merasa tergiur untuk meminum darah mereka.