Bab 44 - Her Past Memories

2K 450 11
                                    

Memiliki ingatan di masa lalu bukan berarti akan membuat segalanya menjadi lebih mudah. Valerie belakangan mulai ragu dengan ingatannya. Dia pikir, dia bisa memberikan kemenangan mudah bagi Florentia. Dia tahu apa yang terjadi pada perang antar kubu di kehidupan lalunya. Tapi ketika dia mencoba mengintervensi, alur sejarah berubah.

Perang yang seharusnya berlanjut semakin panas, kini yang terjadi adalah kedua kubu melakukan gencatan senjata. Florentia yang seharusnya merebut tiga negara bagian kini hanya mendapat dua. Padahal Valerie sudah menemukan ruang bawah tanah rahasia Avalon, menggagalkan rencana Rutherford untuk meracuni kekuatan Florentia, serta membunuh jenderal Gunther.

Valerie tahu kalau sesuatu akan terjadi di Lapella, wilayahnya sendiri. Dulu, dia sempat memaksa pulang karena cemas akan keluarganya. Kejadiannya sekitar hari ini, di tengah keramaian dan akan ada cukup banyak korban jiwa.

Avalon masih memiliki satu ruang bawah tanah rahasia. Dia tidak terlalu paham bagaimana mereka bisa melakukannya. Padahal Lapella cukup ketat. Mereka tidak mengizinkan ada basis militer di Lapella selain milik Florentia. Mungkin Avalon sudah sejak lama memilikinya, bagaimanapun, Lapella dulu sempat menjadi negara bagian yang netral.

Avalon dan Florentia tidak bermusuhan sejak awal. Mereka berpisah jalan sejak beberapa ratus tahun lalu dan saling bersaing hingga saat ini. Dari sejarah yang pernah Valerie pelajari, dua puluh tahun belakangan Avalon mulai ekstrim dan lebih kejam dalam melakukan perlawanan. Mereka seakan ingin benar-benar mengakhiri perseteruan lama mereka dan mengalahkan Florentia selamanya.

Raja Dimitri Avalon yang memimpin mereka saat ini akan melakukan segala cara untuk menang. Dia mengizinkan para jenderalnya untuk menyerang dan membuat taktik apapun walaupun harus melanggar kemanusiaan.

Seperti para Shadows, eksperimen yang dilakukan oleh salah satu jenderal jenius mereka, Rutherford. Mereka ternyata juga menyimpan makhluk-makhluk itu di Lapella yang damai. Valerie tahu dimana perkiraan lokasinya. Dia tahu apa yang akan terjadi.

Namun itu semua adalah ingatannya di masa lalu. Dia tahu kalau sejarah bisa berubah. Dia tidak bisa seratus persen mempercayainya. Valerie harus mengkonfirmasi beberapa hal sebelum menyampaikannya kepada Raphael dan para kesatria Florentia lainnya.

"Ini hari yang menyenangkan, Lady Valerie. Lapella adalah negeri yang unik. Aku jadi ingat pernah berencana melanjutkan studiku di sini, sayang aku terlalu sibuk di militer dan sepertinya tidak akan semudah itu mengambil cuti," Caesar berkomentar sambil menyesap darah dari sebuah gelas kristal.

"Bahkan walaupun sekarang sedang gencatan senjata?"

"Gencatan senjata bukan berarti militer dibubarkan. Kita tidak pernah tahu kalau ada salah satu pihak yang melanggar dan kita harus siap untuk membela diri," kata Caesar lagi.

"Lalu, apa tujuanmu ke sini, sir?"

"Kami punya urusan di Lapella. Urusan militer, bukan sesuatu yang bisa kuceritakan pada orang sipil sepertimu, Lady Valerie," katanya lagi sambil tersenyum.

"Oh, sayang sekali. Aku tertarik pada dunia militer," Valerie menunjukkan tawanya yang anggun layaknya bangsawan.

"Aku selalu mencemaskan kakakku, dia satu-satunya anak laki-laki Dubois. Dia lemah dan bahkan tidak bisa bertahan lama berdiri di bawah sinar matahari. Bagaimana kalau dia dipaksa pergi berperang?" Valerie tampak seakan sedih ketika mengatakannya.

"Yah, kurasa itu tidak terelakkan, aku yakin Florentia pun akan mewajibkan setiap keluarga mengirimkan seorang putra untuk berperang. Tapi, bukankah keluargamu telah mengirim orang lain untuk menggantikan kakakmu?"

"Siapa?"

"Aku dengar namanya Valor Dubois,"

Valerie memaksakan senyum, dia mencoba tenang dan menanggapinya setenang mungkin. Jadi Caesar sudah menyelidikinya sampai sejauh ini. Dia mengaitkan Valor dengan keluarganya. Seharusnya dia tidak memakai nama Dubois tapi aturan militer kala itu mewajibkan menggunakan nama keluarga. Agar mereka tahu kalau keluarga Dubois benar-benar mengirimkan putranya ke perang.

The Great Vampire General is a GirlWhere stories live. Discover now