Bab 38 - His First Visit

2K 613 80
                                    

"Jadi, ada keperluan apa pahlawan perang kami yang terhormat mengunjungi kediaman Dubois?" Jasper bertanya dengan nada sedikit sarkastik. Dia duduk berhadapan dengan Romeo D'Artagnan yang merasa sedikit terintimidasi. Dia masih belum melepaskan pakaian militernya dan itu membuat kunjungan mendadaknya kali ini terasa formal. Padahal yang ingin dia lakukan hanya menyapa kawan seperjuangannya.

Dia tidak menyangka akan disambut oleh Jasper Dubois, yang adalah pewaris gelar Duke. Jasper mengenakan kemeja putih dan celana panjang cokelat yang nyaman. Dia sedikit lebih pucat ketimbang vampir lainnya, mungkin kabar dia sakit benar adanya.

Namun Romeo tidak bisa mengabaikan laporan dari unit Scout yang mengatakan kalau Jasper Dubois—yang tempo hari mengunjungi Taverin—telah mengalahkan satu kelompok kesatria Rasputin berserta komandannya. Selama ini, Romeo memandangnya sebagai pemuda yang kurang bertanggung jawab. Bagaimana mungkin dia membiarkan adik perempuannya menggantikan dirinya berperang? Lalu setelah sadar kalau itu perbuatan bodoh—dia membawa adiknya pulang begitu saja bahkan tanpa mengabari komandannya.

Romeo ingin menghukum seseorang. Seharusnya dia memarahi Juliet karena desertir. Tapi jenderal Maxwell bilang kalau Juliet tidak pernah mendaftar resmi sebagai kesatria. Yang dilakukannya bukan desertir. Hanya saja, Romeo tidak bisa begitu saja merelakan Juliet. Gadis itu punya potensi besar di militer Florence. Dia juga sudah berjanji untuk melanjutkan pelatihan Juliet.

Jasper, memandangnya tajam. Walau dia tersenyum, ada aura yang menekan, seolah dia bukan sosok yang bisa diremehkan. Dia jelas tidak lemah. Romeo tidak tahu kenapa keluarga Dubois selalu bersikeras kalau Jasper adalah vampir yang lemah. Padahal dia bisa mengalahkan seorang komandan Rasputin seorang diri. Kabarnya komandan itu juga punya senjata terkutuk.

Urat nadi kebiruan yang menonjol di punggung tangannya seketika menarik perhatian Romeo. Orang itu, mungkin memiliki nasib yang serupa dengan dirinya. Dia memiliki DNA iblis. Sesuatu yang belum dapat dijelaskan bahkan oleh orang-orang tercerdas di Florence. Yang jelas gejala itu diidap oleh beberapa vampir berdarah murni.

Mengingat isu yang pernah dibahas Damian dulu—Romeo pun menduga, apakah Jasper membangkitkan DNA iblisnya ketika masih sangat muda? Lalu apa yang terjadi dengan dirinya saat ini? Tapi masih ada hari lain dimana dia bisa bertanya soal itu. Fokusnya saat ini adalah Juliet.

"Sayang, kita tidak sempat bertemu di Taverin. Saya terkejut karena secara mendadak Julian—maksud saya Juliet— pulang ke Lapella," kata Romeo.

"Aku sudah dengar soal anda sir Romeo. Jadi, anda berjuang bersama Juliet di militer?" Kata Jasper sambil membuka kotak cerutu dan memanggil sebatang. Jasper lalu menyulutnya dengan api dan mengisapnya.

"Saya bukan perokok, tidak baik mengisap asap untuk paru-paru kita. Tapi benda ini menjadi semacam obat bagiku. Dia bisa menahan rasa laparku selama beberapa saat," kata Jasper lagi.

"Juliet adalah bagian dari team Jaguar yang saya pimpin, my Lord. Dia rekan kami yang berharga. Dia mencapai banyak prestasi dalam masa mengabdinya yang terbilang singkat. Saya menyayangkan kesatria yang cemerlang seperti dirinya harus meninggalkan militer," kata Romeo menjelaskan.

Jasper menyandarkan tubuhnya, kemudian mengisap dalam cerutunya.

"Juliet adalah korban dari keputusasaan ayah saya yang ketika itu mengalami tekanan oleh Rasputin," kata Jasper.

"Maksud anda?"

"Rasputin beberapa kali membujuk kami bergabung. Mulai dari cara lisan sampai tindakan yang sedikit keras. Itu melibatkan semua anggota keluarga kami termasuk Juliet,"

"Kenapa kalian tidak mengabari Florence soal ini?"

"Karena militer florence sedang sibuk dengan urusan perangnya sendiri. Kami hanya akan mendapatkan kesatria-kesatria kelas dua. Lagipula dukungan yang kami butuhkan bukan hanya penjagaan, kami perlu dukungan politik dan itu tidak bisa dengan cepat kami dapatkan. Lapella mendukung Florence namun kebijakan di negara bagian ini netral terhadap kehadiran kaum Rasputin. Itu yang membuat Florence enggan total membantu kami. Itu pula yang membuat Rasputin berpikir kami bisa dengan mudah berpindah dukungan." Jasper menjelaskan.

Romeo menyimak. Rumor menyebutkan kalau Jasper adalah pewaris yang lemah. Itu terbukti salah. Tapi rumor lain yang mengatakan kalau Jasper adalah seorang yang cerdas mungkin benar. Hanya dengan sesekali membuka mulutnya, orang bisa melihatnya sebagai orang berwawasan luas dan paham politik.

"Saya mengerti, tapi kenapa Juliet harus ditempatkan di militer?"

"Apakah para jenderal tidak mengatakannya pada anda?"

"Tidak, mereka hanya bilang kalau alasannya rumit,"

"Orang tua kami menyembunyikan alasannya sebenarnya demi keamanan Juliet. Jadi, Rasputin mulai gencar mendekati Juliet. Para pemuda bangsawan Rasputin mengiriminya lamaran pernikahan. Tujuannya agar bisa menikahi Juliet agar lebih mudah merebut Lapella dari Florence," kata Jasper lagi.

Romeo sedikit terkejut mendengarnya. Bangsawan biasa menjodohkan putra dan putri mereka atas alasan kekuasaan atau kekayaan. Tapi untuk kasus Juliet, itu mengesankan kalau dirinya benar-benar dianggap obyek politik.

"Keluarga Juliet berhak menolak lamaran yang datang," tanggap Romeo.

"Ya, tapi bagaimana kalau Juliet didekati oleh pemuda Rasputin dan dia jatuh cinta? Ayah kami tidak bisa selamanya mengontrol itu. Kami juga tidak bisa melarangnya bersosialisasi. Mengurungnya di rumah juga tidak menjamin karena kami selalu khawatir kalau mereka akan mengambil jalan militer. Dubois bukan keluarga yang melahirkan kesatria-kesatria tangguh. Tapi itu semua sudah berlalu. Keluarga Dubois memutuskan untuk melawan segala ancaman itu sendiri. Termasuk saya yang tidak lagi bersembunyi di ruang bawah tanah mansion ini," kata Jasper percaya diri.

Memikirkan kalau Juliet mungkin saja berkencan dengan seseorang membuat Romeo gusar. Mungkin karena dia merasa sayang orang berbakat seperti Juliet menyia-nyiakan kesempatannya karena alasan jatuh cinta semata.

"Tapi bagaimana kalau Juliet punya keinginannya sendiri? Saya rasa dia senang bergabung dengan militer. Dia berusaha membuktikan diri. Apakah kalian keluarganya tidak ingin mendukungnya?" Tanya Romeo lagi.

"Saat ini Juliet hanya aman berada di rumahnya sendiri, dia belum menikah, ayah kami masih menyeleksi calon suaminya,"

"Sir, Juliet pemegang senjata terkutuk. Dia tangguh, saya juga akan membimbingnya menjadi salah satu kesatria terkuat," Romeo bersikeras.

"Kami hanya ingin Juliet aman, dia hampir mati dan saya rasa ayah kami tidak akan mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya. Kami tidak akan melarangnya punya hobi lain. Kami bukan keluarga yang kolot." Jasper menggeleng sebelum mematikan cerutunya.

"Sir Romeo!" Juliet memanggil dari atas tangga.

Romeo berdiri dari duduknya dan mata mereka berdua saling bertatapan. Berbeda dengan kali terakhir mereka bertemu, Juliet kini memakai gaun cantik berwarna marun yang menunjukkan figur dan lekuk tubuhnya sebagai perempuan. Rambut peraknya yang indah dijalin dengan pita putih senada dengan gaunnya. Dia juga memakai riasan tipis untuk menonjolkan paras cantiknya.

Gadis itu memang beberapa kali menjadi topik pembicaraan kaum pria kelas atas. Juliet Dubois adalah salah satu gadis tercantik Lapella yang terkenal anggun dan berperilaku sempurna. Keluarga Dubois mungkin hanya berpikir berlebihan. Barangkali para bangsawan yang melamarnya itu tidak hendak mensabotase Dubois lewat perkawinan politik. Mereka memang berminat pada Lady Dubois.

Duk!

Juliet berlari ke bawah dengan kecepatan lari Vampirnya dan berakhir dengan menabrak tubuh komandannya dengan kepalanya. Dia lalu melebarkan tangannya dan memeluknya layaknya sahabat yang lama tidak berjumpa. Itu membuat perut Romeo seketika mual karena benturan. Dia tidak bersiap untuk itu.

Perang telah mengubah gadis teranggun di Lapella menjadi brutal.

"Juliet, kau tidak boleh sembarangan menyentuh laki-laki," Jasper menegurnya dingin. Romeo seketika merasa tengkuknya merinding karena Jasper melihatnya tidak suka.

"Oh, maaf Jasper. Kami para ksatria biasa seperti ini," Juliet menjelaskan. Romeo sedikit canggung. Dia melepaskan pelukan Juliet dan bergerak sedikit menjauh. Dia sangat gugup. Dia tidak mengenali gadis yang di hadapannya saat ini. Dia sangat berbeda dengan Julian yang dia kenal. Juliet telah melepaskan kalung pentagramnya sehingga Romeo bisa mencium aroma darahnya yang rupanya membangkitkan sesuatu dalam dirinya. Dia sudah minum darah tadi pagi. Kenapa kini dia merasa haus?

The Great Vampire General is a GirlNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ