Bab 55 - The Dance Hall

1.6K 409 33
                                    

Para bangsawan vampir tertawa-tawa, dengan gelas-gelas kristal bergagang tinggi di tangan mereka. Mereka berpindah ke ruangan lain, yang juga masih ada di kediaman Dubois. Sebuah aula besar berlantai marmer menyapa mereka dengan kemewahan. Ada pilar-pilar besar yang diukir dengan relief seni serta menopang atap kubah yang tinggi, serta karpet yang dibuat tangan dan diimpor dari negeri jauh.

Semua keluarga bangsawan suka memamerkan kekayaan mereka. Tidak terkecuali keluarga Dubois. Bagi mereka itu bukan bentuk kesombongan namun penegas kekuasaan mereka. Menunjukkan kalau keluarga mereka pantas menerima rasa hormat dan kredibilitas. Tidak ada yang salah dengan bersikap foya-foya selama mereka bertanggung jawab dengan sumber kekayaan mereka.

Beda reaksi yang akan didapatkan jika seseorang bermewah-mewah dengan uang hasil menipu atau karena berbisnis ilegal. Karena itu mereka yang bergerak dalam bisnis semacam itu biasanya jarang muncul dalam pesta-pesta bangsawan. Menyelenggarakan pesta mewah, mengundang sesama bangsawan vampir serta bersikap royal dengan menyelenggarakan lelang amal hanya bisa dilakukan oleh pengusaha-pengusaha dengan catatan bersih.

Sekelompok pemusik yang kebanyakan adalah manusia, terlihat memainkan piano dan biola untuk mengiringi dansa para tamu. Tentu saja Raphael dan Valerie juga harus berada di lantai dansa. Mereka adalah bintang tamu pada acara malam ini. Semua perhatian akan tertuju pada mereka.

"Jadi, bisa berdansa?" Valerie bertanya, sambil dipandu oleh suaminya menuju lantai dansa. Saat ini, mereka sudah berganti dengan pakaian resepsi. Valerie memakai gaun merah marun dengan payet hitam serta perhiasan yang elegan.

Raphael memeluk pinggangnya dengan tangan kirinya, melihat matanya yang jelita dan menggenggam tangan kiri istrinya untuk memulai dansa.

"Aku juga bangsawan, ini skill dasar yang wajib dikuasai," kata Raphael tenang.

"Oh, kukira kau hanya pandai dengan skill pedang atau beladiri,"

"Aku bukan kaum barbar," tanggap Raphael, sebelum mulai menggerakkan kakinya, memulai dansa dengan mengikuti irama. Valerie juga tidak terlihat kaku ketika berdansa.

"Oh ya? Tapi sepertinya kau kurang banyak membaca. Apa kau tahu kalau ada obat yang bisa menunda kehamilan bagi kaum vampir? Semacam kontrasepsi dengan cara konsumsi mirip membakar tembakau,"

"Kenapa kau membahas ini?"

"Karena kau bilang tidak mau menyentuhku karena khawatir aku hamil terlalu cepat," tanggap Valerie.

"Dan kau sendiri juga tahu kalau cara itu tidak selalu berhasil," kata Raphael lagi.

"Ada banyak cara lain,"

"Apa maksudmu?"

"Ada banyak cara, gerakan dan pemilihan waktu berhubungan badan seandainya kita ingin menunda kehamilan dan—"

Raphael tidak lagi bisa mempertahankan ekspresi datarnya. Dia kembali tampak malu.

"Astaga, Valerie. Kau itu seorang lady, bagaimana kau bisa tahu hal-hal seperti itu?"

"Selama beberapa minggu ini aku dipaksa ikut kelas persiapan pernikahan. Mereka mengajariku banyak hal tentang bagaimana menyenangkan suami. Kini aku punya terlalu banyak teori di otakku dan aku sudah punya suami untuk mempraktekkannya. Tapi kini kau bilang kau tidak mau menyentuhku?" Valerie menjelaskan apa yang dia pikirkan dengan jujur.

"Seingatku sebelum prosesi kau sangat pucat dan gugup, kenapa sekarang kau tampak tenang? Lagipula... Seharusnya perempuan malu berkata hal seperti itu," Raphael tidak bisa menyembunyikan rasa canggungnya.

Dansanya telah selesai, mereka membungkuk satu sama lain untuk mengakhirinya. Lalu Valerie kembali menggamit lengannya. Dia kembali bertatapan dengan Raphael dan tersenyum padanya.

The Great Vampire General is a GirlWhere stories live. Discover now