PART EMPAT PULUH SATU

16.6K 914 35
                                    

HAPPY READING GAISS!

Davira dan Rhaditya sampai di rumah malam hari. Setelah seharian mereka di rumah mama dan papa Rhaditya.

Seperti biasa, rutinitas mereka ketika dari luar rumah membersikan diri masing-masing. Dan bersiap untuk tidur.

Selagi Rhaditya di kamar mandi, Davira turun ke dapur untuk mengambil minum. Karena air minum dikamarnya habis.

Dan segeralah Davira mengambil air putih, setelah itu ia kembali ke dalam kamarnya lagi. Lalu mendapati keberadaan Rhaditya yang sudah bersiap tidur.

Davira meletakan gelas yang ia bawa di atas meja samping tempat tidur. Lalu ia ikut menyusul berbaring di samping Rhaditya.

Tanpa malu-malu lagi Davira memeluk Rhaditya dan menjadikan tangan Rhaditya sebagai bantalan. Sedangkan Rhaditya hanya tersenyum melihat tingkah sang istri.

☘️☘️☘️

Pagi hari jam 9 Davira sudah berada di kampus. Karena jadwal Davira hari ini sangat padat sekali. Kelas awal di isi dengan mata kuliah Rhaditya.
Dilanjut dengan mata kuliah lainnya hingga jam istirahat.

Pada jam istirahat, Davira, Friska dan Kanaya segera melangkahkan kakinya menuju kantin, untuk mengisi perut-perut mereka yang sudah keroncongan.

"Mau makan apaan?" Tanya Kanaya sambil mereka terus berjalan.

Dengan cepat Friska menjawab. "Makan Tai"

"EHHH GILA! Lo aja yang makan. Gue sih ogah" jawab Kanaya.

"Ya lagian lo make nanya mau makan apa" jawab Friska lagi dengan senyumannya yang membuat kedua sahabatnya ingin menendangnya dari hadapan mereka.

"Gausah senyum begitu Lo, enegk gue liatnya" ucap Davira. Dan secara bersamaan handphone Davira berbunyi dering telepon.

Dilihat nama si penelepon ternyata Rhaditya yang menelpon. Langsung saja Davira mengangkatnya.

'

Hallo! Ada apa pak suami?'

"Kamu dimana?" Rhaditya balik bertanya.

'ini lagi jalan mau ke kantin'

"Jangan ke kantin, sini ke ruangan mas aja" Perintah Rhaditya.

'iya. Nanti abis makan vira kesitu'

"Sekarang istriii! Mas tunggu 2 menit, dalam 2 menit gak kesini mas susulin kesitu" Ancam Rhaditya.

'Iyaiyaaa deh'

Segera Davira tutup telepon secara sepihak. "Gue gajadi ke kantin. Laki gue nyuruh gue ke ruangannya" ucap Davira tak enak kepada kedua sahabatnya.

"Aduh yang punya laki mah beda. Yaudah Lo samperin deh sana" ucap Friska.

"Gih. Lo samperin laki Lo, kita ke kantin dulu" ucap Kanaya.

Davira mengangguk. "Okey, sory kalian jadi berdua haha"

"Gak masalah" jawab Friska.

-

Sampai di depan pintu ruangan Rhaditya. Davira mengetuk pintu pintu tersebut yang di depannya bertulisan nama sang suami.

"Masuk" teriak Rhaditya dari dalam.

Davira membuka pintu tersebut dan masuk kedalam. Tak lupa Davira menutup kembali pintunya.

"Ada apa?" Tanyanya dan duduk di kursi yang ada di hadapan Rhaditya.

Rhaditya berjalan ke sofa yang ada di ruangannya lalu duduk dan berkata. "Suapin aku makan" ucap Rhaditya.

Dan Davira mendekati Rhaditya dan ikut duduk di sofa tersebut. Dan ternyata di meja depan sofa sudah terhidang beberapa makanan.

"Kapan beli ini makanan?" Tanya Davira lagi.

Rhaditya menjawab. "Tadi. Ayo cepetan laper nih"

Davira memulai mengambil makanan tersebut, menyendokkan dan menyuapkan ke dalam mulut Rhaditya. Dan Rhaditya dengan senang hati menerima suapan dari Davira.

Saat Davira akan menyuapkan sendokan kedua, Rhaditya bicara. "Sekarang giliran kamu. Kamu juga harus makan"

"Mas dulu aja lah. Nanti selesai mas makan, baru aku yang makan" jawab Davira.

Rhaditya menggeleng. "GAK! Cepetan kamu juga makan" tak mau ambil pusing Davira langsung menyuapkan sendokan kedua kedalam mulutnya sendiri. Dan seperti itu seterusnya.

Setelah mereka menghabiskan makanannya. Rhaditya menyerahkan segelas air putih kepada Davira. "Ini minum dulu"

Davira menerima minum yang Rhaditya sodorkan. Lalu meminumnya hingga setengah. Davira melihat ada buah apel dan jeruk.

"Buahnya mau dimakan gak mas?"

Rhaditya mengangguk. "Boleh"

Davira mulai mengupas buah apelnya dan karena tak hati-hati jari Davira terkena pisau dan sedikit mengeluarkan darah.

"Aww" rintih Davira.

Rhaditya langsung mengalihkan pandangan dari handphone ke arah Davira yang berada di sampingnya.

"Aduh, kenapa bisa berdarah begini sih" ucap Rhaditya dan langsung mengemut jari Davira yang terkena pisau. Lalu Rhaditya mengambil kotak P3K.

Di lihatnya luka di tangan Davira. Rhaditya, lalu Rhaditya membersihkannya lebih dulu, baru setelahnya di pakaikan plester.

"Kamu gak hati-hati ah" ucap Rhaditya setelah memasangkan plester.

"Ya ampun mas. Luka dikit doang"

"Gak boleh menyepelekan, walaupun luka kecil. Sini biar mas yang potongin buahnya" ucap Rhaditya lalu mengambil alih buah yang ada di pangkuan Davira.

PLISSSS TYPOO TANDAIN YAAAAA

BESOK AKU UP LAGIIII

Jodohku, Pak Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang