PART DUA PULUH TIGA

21K 1K 39
                                    

Hari ini aku double Up nihh. Jangan lupa klik bintangnya dan komen sebanyak-banyaknya 🤗♥️

HAPPY READING!

Rhaditya membuka pintu penghubung antara kamar dan balkon. ia duduk disana ditemani oleh coklat hangat dan dua toples cemilan.

Tidak hanya ditemani coklat panas, namun Rhaditya juga di temani oleh bintang-bintang yang sedang menatapnya di atas sana.

Setelah tersadar dari lamunannya. Rhaditya mengambil handphonenya yang berada di meja tak jauh darinya, dan mengirim pesan kepada Raka selaku asisten pribadinya.

##

Raka

Besok gantiin dulu saya di kampus✓
Saya mau urusin dulu kantor✓

Siap pak!
Selamat ya pak atas diresmikannya kantor bapak.

Iya Terimakasih✓
Kerjain kerjaan saya dengan benar✓
Nanti saya kasih bonus✓

Haha oke pak

##

Rhaditya menyimpan kembali handphone nya ke meja disampingnya. Tak lama Davira menyusulnya ke balkon.

"Ko bangun?" Tanya Rhaditya saat Davira mendudukkan dirinya disampingnya.

"Iya saya lupa belum ganti baju. Jadi gak nyaman tidur pake dress gini" jelasnya.

Dijawab anggukan oleh Rhaditya "bapak sendiri ngapain disini?"

"Cari angin"

"Angin kok dicari. Nanti masuk angin pak" ucap Davira.

Rhaditya tertawa jail "kamu khawatir ya"

"Eh apaan sih. Cuma ngingetin! Lagian kalau bapak sakit nanti saya yang repot"

"Kalau khawatir bilang aja kali. Lagian gak ada salahnya khawatirin suami sendiri" ucap Rhaditya.

"Iya iya deh terserah bapak aja" jawab Davira.

Rhaditya memanggil Davira membuat Davira menatap kearahnya "apaan pak?"

"Besok saya gak ngajar dulu, mau ngurusin dulu kantor kita. Tapi nanti saya tetep antar kamu ke kampus"

Davira mengerti "Iya pak. Emm gausah antar saya juga gapapa pak, nanti saya bawa mobil sendiri aja"

"Engga! Biar saya yang anter" ucap Rhaditya tak mau di bantah.

"Okeyyy" jawab Davira. "Oh iya pak. Sekalian saya juga mau izin ke mall sama Kanaya Friska besok" lanjutnya.

"Baru juga kemaren-kemaren dari mall" ucap Rhaditya.

Davira nyengir kuda "Ya beda la pak. Saya udah lama gak nge mall bareng mereka"

Rhaditya hanya berdehem "iyaa deh saya izinin. Tapi ingat jangan pulang sampe larut malam, kalau bisa sebelum magrib udah pulang"

"Okee pak"

Rhaditya teringat sesuatu "Saya juga sampe lupa mau ngasih kamu tugas"

"Tugas pak?"

"Iyaa saya kan mau ganti tugas kamu. Yang pertemuan minggu kemaren"

Davira mengambil cangkir berisi coklat panas milik rhaditya dan meminumnya. "Udah la pak saya gak usah ngerjain tugas yang itu. Lagian bapak mau ganti tugasnya sama tugas apaan lagi?"

"Semua wajib mengerjakan la termasuk kamu istri saya sendiri! Saya ganti tugas yang berbeda. Lebih gampang kok" jelas Rhaditya.

"Gampang menurut bapak. Susah menurut saya!" Ucap Davira.

"Di ganti ke tugas apa pak?" Tanya Davira.

Rhaditya nampak berpikir sejenak. "Tugasnya kamu buat makalah tentang menjadi istri yang baik. Setelah jadi makalahnya kamu baca-baca dulu dan baru kasi ke saya"

Davira melotot dibuatnya. "Bapak yang bener aja!! Masa iyaa tugas kampus suruh buat makalah tentang istri-istrian begini" Protesnya.

"Kalau kamu gak mau, saya ganti tugas yang lebih susah dari tugas awalnya ja-" ucap Rhaditya dipotong cepat oleh Davira.

"Oke deh. Saya buat makalah tentang menjadi istri yang baik." Ucap Davira, karena ia tidak mau tugasnya lebih susah lagi.

"Bagus kalau gitu" ucap Rhaditya dengan senyum kemenangannya.

Davira berbicara kembali "bapak mah mencampur adukkan masalah kampus sama rumah tangga kita yaa?"

"Siapa bilang. Malah saya gak mau masalah kampus dicampur adukkan dengan masalah rumah tangga. Saya suruh kamu buat makalah itu, biar kamu jadi istri yang lebih baik lagi" ucap Rhaditya.

Ntah kenapa Davira tersenyum begitu saja saat Rhaditya berbicara jadi istri yang lebih baik lagi.

"Ayo masuk, angin malam gak baik buat kesehatan" ajak Rhaditya dan Davira hanya menurut.

Davira mengambil baju tidurnya dalam lemari dan masuk kedalam kamar mandi untuk mengganti baju saja dan mencuci mukanya.

Selesai mengganti baju dengan baju tidurnya Davira menidurkan kembali tubuhnya di kasur. Disusul oleh Rhaditya yang berbaring di samping Davira.

"Pak peluk" pinta Davira dengan malu-malu.

Rhaditya mendekatkan tubuhnya dan memeluk Davira. Lalu mereka berdua terlelap dan masuk kedalam alam mimpi.

Davira jujur ia sudah terbiasa dengan tidur di dalam pelukan Rhaditya. Rasanya aneh jika ia tidur tanpa pelukan Rhaditya, padahal dulu saat ia belum menikah tidur tanpa peluk apapun gak jadi masalah.

TYPO TANDAIN YAAAAA!

Jodohku, Pak Dosen [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ