PART LIMA BELAS

26.3K 1.2K 43
                                    

HAPPY READING!

Setelah mengobrol-ngobrol. Galina mengajak Rhaditya dan Davira untuk makan bersama, karena Galina sudah masak khusus untuk sang anak dan menantu kesayangan.

"Ayo pilih lauknya yang kamu suka ya" ucap mama Galina kepada sang menantu.

Karena malu kalau Davira hanya mengambil untuknya sendiri. Jadi Davira mengambilkan makan untuk Rhaditya terlebih dahulu.

"Nasinya segini cukup?" Tanya Davira pada Rhaditya.

Rhaditya menjawab "iyaa cukup"

"Mau pake lauk apa?" Tanya Davira lagi.

Rhaditya melihat kearah masakan-masakan yang terhidang di atas meja "udang crispy, capcay, sama ayam goreng aja"

Davira mengambilkan apa yang Rhaditya minta. Setelah mengambil untuk Rhaditya Davira mengambil makan untuk dirinya sendiri.

Dan mereka semua mulai memakan makanan masing-masing tanpa ada pembicaraan. Karena dalam keluarga Rhaditya sudah terbiasa kalau sedang makan tidak boleh mengobrol apalagi hal yang tidak penting.

Setelah selesai makan Rhaditya izin untuk ke kamarnya dulu. "Rhadit ke kamar Rhadit dulu ma, pa. Mau ngambil beberapa barang" ucap Rhaditya.

"Iyaa" ucap papa Edward.

"Sekalian ajak Vira buat istirahat dulu di kamar kamu" ucap sang mama.

-

Disinilah Davira berada. Di kamar Rhaditya, ini kali pertama untuk Davira masuk kedalam kamar Rhaditya. "Kamar bapak bagus, terus juga semua barang-barang tertata dengan rapi"

Rhaditya hanya memberi jawaban dengan senyuman. "Kamu duduk aja dulu di situ, saya mau ambil barang-barang yang mau dibawa kerumah"

"Gak mau dibantuin?" Tanya Davira.

Rhaditya menggeleng "gausah lagian cuma sedikit. Cuma mau bawa beberapa buku dan yang lainnya"

Davira hanya menurut. ia duduk di sofa yang ada didalam kamar Rhaditya. Davira melirik kesana kemari, karena jujur Davira sangat kagum melihat isi kamar Rhaditya yang super rapi.

Saat tatapan Davira mengarah ke meja di hadapannya, ia melihat sebuah album foto di atas meja tersebut dan mengambilnya untuk dilihat.

Saat membuka album terbaru, dihalaman pertama ada subuah foto bayi laki-laki yang diberi nama di bawah foto tersebut.

Tak butuh waktu lama Rhaditya sudah memasukan semua barang-barang yang ia cari kedalam Tote bag. Dan menghampiri Davira yang masih sibuk dengan album yang sedang dilihatnya.

"Saya sudah selesai. Kamu mau istirahat dulu apa gim----" ucapan Rhaditya terpotong saat Rhaditya melihat Davira sedang memegang album fotonya.

Dengan rasa canggung Rhaditya duduk di samping Davira yang sedang melihat foto masa kecilnya.

"Pak"

"Hmm"

"Ini beneran bapak waktu kecil?" Tanya Davira.

Rhaditya hanya berdehem. "Bapak waktu kecil lucu banget, senyum nya juga manis banget" ucap Davira lagi.

"Jadi saya yang sekarang gak lucu? Senyumnya gak manis?"

Davira terkekeh "Bukan gitu pak. Bapak waktu kecil pokonya lucu banget, saya baru liat anak bayi selucu ini. Mungkin anak kita nanti juga lucunya kaya gini"

Saat Davira menyadari kata-katanya barusan ia merasa malu, dengan percaya dirinya bilang anak kita.

"Aduh maaf saya salah ngomong pak" ucap Davira sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Siapa yang bilang salah? Setiap pernikahan pasti menginginkan seorang anak, jadi gaada yang salah sama kata-kata kamu"

Menginginkan seorang anak. Kata-kata tersebut yang Davira dengar dengan jelas, malah seperti terngiang ditelinga Davira.

Untuk mengalihkan pembicaraan Davira memilih mengajak Rhaditya pulang "Eh udah mulai sore pak. Kita pulang sekarang yu, lagian kan bapak udah janji mau ajak saya ke mall"

"ayo kita pulang sekarang" ucap Rhaditya dan mengajak Davira keluar dari kamarnya dan mencari kedua orangtuannya untuk berpamitan.

Dan ternyata mama dan papa Rhaditya sedang duduk santai di teras rumah. "Ma pa, Rhadit pamit pulang dulu ya"

"Kenapa gak nginep aja Dit?" Ucap papa Edward.

"Iya padahal mama kan masih kangen sama vira" ucap mama Galina.

"Nanti juga kan kesini lagi ma" ucap Rhaditya sambil mencium tangan sang mama dan kening mama Galina.

Mama Galina mengiyakan Rhaditya. "Kalian hati-hati dijalan. Jaga kesehatan juga"

"Iya ma. Mama papa juga sehat-sehat ya disini" ucap Davira dan mencium kedua tangan mertuanya secara bergantian

Papa mama Rhaditya mengangguk bersamaan. "Yaudah mah assalamualaikum" pamit Rhaditya dan berjalan ke arah mobilnya berada tak lupa diikuti oleh Davira di belakangnya.


TYPO TANDAIN YAAAAA!

NEXT GAK NIH?


See you ♥️

Jodohku, Pak Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang