PART DUA PULUH SATU

22.4K 1.1K 94
                                    

Setelah aku pikir-pikir dan juga masukan dari kalian-kalian aku putuskan buat adain konflik. Tapi kalian tenang aja konflik nya gaakan berat-berat, apalagi sampe buat nangis. GAAKAN gitu kok:)

Soalnya kalau gaada konflik nanti alur ceritanya datar-datar aja dong :v jadi aku bakal adain konflik tapi gaakan yang berat kok.

Terimakasih atas support dan masukan dari kalian♥️♥️.

HAPPY READING!!

Sampai di gedung kantor. Davira dan Rhaditya berjalan ke tempat acara diadakan. Banyak rekan bisnis Edward yang hadir untuk mengucapkan selamat.

Rhaditya membawa Davira kearah mama dan papanya yang sedang mengobrol dengan salah satu rekan bisnisnya.

"Ma. Pa" panggil Rhaditya membuat sang mama dan papa membalikkan badannya.

Mama Galina begitu senang melihat sang menantu sudah datang "Rhadit, Vira akhirnya kalian datang juga" ucap mama Galina.

"Iya ma" ucap Davira dan menyalami kedua tangan sang mertua.

Papa Edward mengenalkan Davira pada rekan bisnisnya yang berada disitu. "Ini mantu saya, pak" ucap papa Edward.

"Perkenalkan nama saya Chandra rekan bisnis papa mertuamu. Dan juga sebentar lagi menjadi rekan bisnis Rhaditya yaa" ucapnya.

Davira yang tak mengerti hanya bisa mengangguk sambil memperkenalkan dirinya. Dan acara segera dimulai mama Galina mengajak Davira untuk duduk di kursi yang sudah disediakan.

Acara dibuka dengan pembukaan oleh sang MC. Setelah pembukaan dilanjutkan dengan acara sambutan kepada papa Edward. Dan papa Edward berdiri di atas panggung.

"Assalamualaikum" ucap papa Edward.

"Waalaikumsalam" jawab para hadirin.

"Pertama-tama saya ucapkan syukur pada yang kuasa. Tak lupa ucapan terimakasih untuk istri, anak dan mantu saya yang selalu mensupport saya hingga detik ini. Hari ini kantor cabang ini telah resmi dibuka, dan saya akan menyerahkan kantor ini untuk anak dan menantu saya sebagai kado pernikahan untuk mereka berdua. Dan saya yakin mereka berdua bisa mengembangkan kantor ini menjadi kantor yang lebih maju lagi. Untuk Rhaditya dan Davira selamat yaa ini kado pernikahan untuk kalian. Mungkin itu saja yang bisa saya katanya. Terimakasih banyak atas kehadiran kalian semua yang ada di sini. Wassalamu'alaikum" Ucap papa Edward panjang lebar.

Sedangkan Rhaditya dan Davira dibuat bingung oleh itu semua. Bagaimana mungkin papanya menyerahkan kantor barunya untuk Davira dan Rhaditya.

"Selamat ya nak" ucap mama Galina kepada Rhaditya dan juga Davira duduk di sampingnya.

"Terimakasih ma. Tapi beneran nih?" Tanya Rhaditya.

Mama Galina mengangguk "bener. Papa udah nyiapin ini semua dari bulan lalu untuk kado pernikahan kalian" ucap mama Galina lagi.

"Makasih yaa mama" ucap Davira dan memeluk mama mertuanya.

Papa Edward menghampiri mereka setelah turun dari panggung tersebut.
"Terimakasih pa" ucap Rhaditya kepada sang papa.

"Makasih yaa papa" ucap Davira.

Papa Edward tersenyum "iyaa nak. Semoga kalian bisa mengelola kantor ini menjadi lebih maju dan lebih jaya lagi ya"

"Pasti pa" ucap Rhaditya dan Davira berbarengan.

Tak lama MC memanggil Davira dan Rhaditya untuk maju ke depan. Davira dan Rhaditya berjalan kedepan dan naik ke atas panggung untuk menyampaikan sepatah dua patah kata.

"Assalamualaikum" ucap Rhaditya.

"Waalaikumsalam" jawab para hadirin.

Sedangkan Davira hanya bisa menggenggam tangan Rhaditya karena ia malu berbicara didepan seperti ini.

"Saya dan istri saya ucapkan terimakasih banyak kepada papa dan mama saya yang telah mempercayakan/ memberikan kantor ini kepada saya dan istri saya.  Dan saya akan berusaha membuat kantor ini menjadi lebih maju, lebih sukses, lebih jaya, dan lebih-lebih lagi.
Papa mama terimakasih yaa" ucap Rhaditya.

"Mungkin istri saya mau menambahkan?" Tanya Rhaditya sambil menyerahkan mic nya kepada Davira.

Davira menggeleng dan bicara tanpa menggunakan mic "saya malu pak. ayo pak turun" ucapnya yang hanya di dengar oleh Rhaditya.

"Istri saya malu katanya" ucap Rhaditya dengan kekehannya membuat yang lain juga ikut terkekeh.

"Yasudah saya cukupkan. Terimakasih atas perhatiannya dan atas kehadirannya. Wassalamualaikum" ucap Rhaditya dan segera membawa Davira turun dari panggung.

Dilanjutkan dengan mencoba hidangan hidangan yang telah disediakan. "Pak. Saya mau coba makanannya, tapi malu ngambilnya" bisik Davira di telinga Rhaditya.

Rhaditya yang peka terhadap istrinya langsung mengambilkannya "kamu tunggu sini biar saya yang ambilin" ucap Rhaditya.

Davira menurut dan duduk dikursi sambil menunggu Rhaditya. Davira melirik ke arah mama papa mertuanya yang sedang mengobrol dengan beberapa orang berjas.

Dan tak lama Rhaditya kembali dengan membawa satu piring makanan di tangannya. "Yeayy terimakasihh" ucap Davira dan mengambil alih piring yang Rhaditya pegang.

Davira mulai memakan makanan tersebut. "Enak bangett makanan nya pak. Mau nyoba gak nih, a-a-" ucap Davira sambil menyuruh Rhaditya membuka mulutnya.

Rhaditya membuka mulutnya dan menerima suapan dari Davira. "Gimana pak enak kan?" Tanya Davira yang dijawab anggukan oleh Rhaditya.

"Cepetan abisin makanannya. Kita pulang abis itu" ucap Rhaditya.

Davira masih mengunyah makanan yang ada di mulutnya, setelah tertelan ia berbicara "Baru juga jam tujuh pak. Lagian acaranya belum selesai" ucap Davira.

"Gapapa takut jalanan macet. Bentar lagi juga selesai acaranya" ucap Rhaditya.

Davira hanya menurut dan mulai menghabiskan makanannya. Sebenarnya Rhaditya mengajak Davira untuk segera pulang karena dari tadi banyak pasang mata laki-laki yang menatap tubuh indah Davira, dan Rhaditya tidak rela akan hal itu.

TYPOO TANDAIN DONGG!

Aku mau tanya dong, kalian tau cerita ini dari mana? Dan kalian umur berapa aja? Ada yang sama ga umurnya sama aku?

Pokonya terimakasih banyak buat kalian yang udah mau baca cerita ini. Luvvv♥️♥️🥰

Jodohku, Pak Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang