Virtualzone - Chapter 37

Mulai dari awal
                                    

"Kenapa?" Gita kembali angkat bicara.

Rayya berjalan masuk ke dalam kamar dengan raut datar tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya. Jelas saja Gita merutuk dengan tingkah Rayya. Dia menyusul Rayya masuk ke dalam kamar, tidak lupa menutup pintu balkon.

Gita duduk di kasur berhadapan dengan Rayya. Gadis itu terlihat berpikir, kemudian tertawa seraya berbicara, "Gak nyangka! Ada dua cowok yang confess sama gue hari ini."

"Jadi barusan dia confess juga? Kok bisa?"

Rayya menggeleng. "Tapi, itu artinya doa gue terkabul ...."

"Doa buat disukai banyak cowok? Parah banget."

Rayya memukul pelan lengan Gita. "Bukan gitu. Setiap selesai beribadah gue berdoa, semoga gue disayang sama banyak orang biar punya banyak temen."

"Temen? Dua cowok yang hari ini confess masih lo anggap temen?"

Rayya mengangguk ragu. Gita menangkup kedua pipi sahabatnya karena gemas dengan respons yang diberikan. "Mereka itu suka sama lo. Lebih dari temen." Gita menekankan setiap suku kata di kalimat terakhir yang dia ucapkan.

Dia melepaskan kedua tangan Gita yang masih "Iya tahu, dan gue juga seneng. Sayangnya gue merasa ada yang kurang karena Jaehyun enggak ikut confess." Rayya memasang raut sedih.

Gita menepuk jidat. Dia meninggalkan Rayya dan kembali duduk di meja belajar milik sahabatnya. "Sebanyak apapun cowok, kayaknya enggak bisa ngalahin Jaehyun."

"Oh, jelas."

"Eh, lo berani enggak kalo nyuruh tuh cowok datang ke sini? Dia di Bandung, kan? Jakarta-Bandung enggak terlalu jauh lah." Gita memutar tubuhnya menatap Rayya yang masih duduk di pinggir kasur.

"Sekarang?"

"Lima tahun lagi," jawab Gita kesal, "ya sekarang dong."

"Gue ada, sih, tiket buat minta dia nyamperin gue. Bentar gue cari dulu." Rayya memeriksa ponselnya mencari beberapa tiket yang pernah dikirim Bara kepadanya.

"Tiket apaan?" heran Gita.

"Sebentar-sebentar," sahutnya tanpa menatap Gita. Dia masih berkutat dengan ponselnya. "Nah!" serunya ketika menemukan apa yang dicari.

Gita kembali menghampiri sahabatnya. Rayya menyerahkan ponselnya. "Dia ngasih itu sebagai hadiah karena gue enggak remedial ulangan Biologi waktu itu."

"Udah lo minta semua?"

Rayya menggeleng. "Gue enggak tahu mau minta apa."

"Yaudah, sekarang lo chat atau telepon buat minta dia ke Jakarta."

"Gue telepon aja kali ya. Dia tiba-tiba matiin telepon tadi."

"Jantungnya dugem kali tadi," ungkap Gita diakhiri tawa membuat Rayya ikut tertawa.

"Bukan dia doang. Jantung gue udah dugem dua kali hari ini." Rayya mulai mencari kontak yang akan dia hubungi. "Eh, tapi gue takut ngerepotin."

"Dia bikin begitu lo yang minta enggak?"

"Enggak," sahutnya disertai gelengan, "dia bikin sendiri."

"Itu artinya dia siap lo bikin repot."

"Oke, gue coba."

Rayya duduk bersila di atas tempat tidur, sedangkan Gita masih menjuntaikan kakinya ke bawah. Kejadian hari cukup membuat Rayya terkejut, senang, sekaligus bingung. Senang karena ternyata selama ini ada seseorang yang diam-diam menyukainya, dan bingung bagaimana merespons kedua laki-laki tersebut.

Virtualzone [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang