49. Bertemu Lagi

43 24 1
                                    

"Pasien mengalami koma karena ensefalopati hepatik yang diakibatkan oleh varises esofagus."

Segelintir kalimat yang melesat dari dokter itu sukses membuat berjuta-juta pertahanan yang telah dibangun dalam waktu lama, seketika rapuh hingga tak berbentuk. Meski sebenarnya, mereka tahu pertahanan itu akan sia-sia. Karena pada dasarnya, tidak akan ada yang mampu menahan sakit ketika mendengar seseorang dari mereka berada di tempat di mana hidup dan mati dipertaruhkan.

Naka terkulai lemas hingga terduduk di lantai sambil terisak. Elnandra mematung dengan napas yang seolah terhenti seketika. Theo bersandar sambil menatap kosong ke depan.

"Pasien akan dipindahkan ke ruang intensif untuk pemantauan lebih."

"B—Baik, dok." Kamal membalas. Berusaha menjadi paling tegar meski dari bicaranya yang tergagap, tampak cowok itu tidak mungkin baik-baik saja.

"Saya perlu bicara dengan anggota keluarga pasien. Atau, salah satu dari kalian—"

Theo terkesiap. "S-saya, dok."

"Baik, mari ikut saya."

Theo menoleh dan mengangguk lesu untuk membalas tatapan khawatir Kamal, lantas sembari menautkan kedua tangannya, dia turut melangkah sembari menuturkan harapan-harapan agar Ryu akan baik-baik saja setelah melewati fase itu.

Tak butuh waktu lama bagi Theo sampai di depan pintu yang kini terbuka menampilkan ruangan yang didominasi cat putih. Cowok itu masuk, lalu menutup pintu.

"Silakan duduk."

Theo menurut.

"Perkenalkan saya Risa. Kalau boleh tahu, siapa nama mas dan apa hubungan mas dengan pasien?"

"Saya Galatheo. Saya temannya—tapi saya emang orang paling dekatnya Ryuda."

Risa mengangguk. "Baik. Jadi, siapa nama pasien?"

"Ryuda. Oktarius Ryuda Dewanta."

Lalu perbincangan selanjutnya diisi pertanyaan dari dokter Risa yang dijawab penjabaran dari Theo tentang identitas Ryu.

"Seperti yang saya ketahui saat pasien pertama kali sampai di rumah sakit, pasien mengalami perdarahan yang diakibatkan komplikasi varises esofagus. Dan dari pemeriksaan toksikologi, penyebab paling tinggi adalah konsumsi alkohol. Benar, begitu?"

Theo mengangguk. "Benar."

"Bisa dijelaskan kapan dan berapa lama riwayat perjalanan penyakit pasien?"

"Ryuda terdiagnosis menderita sirosis sejak dia duduk di bangku SMA. Sebelum berkembang jadi sirosis, gangguan hatinya cuma turunan dari mendiang Mamanya. Seingat saya, hepatitis. Tapi..." Theo menunduk, agak sulit menjelaskan kehidupan Ryu yang membuat fisiknya kacau. "...karena Ryu punya masalah dan sering tertekan, dia kalap. Pola hidupnya nggak teratur. Dan lebih sering mengonsumsi alkohol."

"Kenapa masnya nggak bisa cegah?"

"Itu..."

"Atau masnya juga ikut-ikutan?"

"Saya—saya nggak—"

"Nggak kelewat?"

Theo mengulum bibir.

RYUDA : Bad Angel [END]Where stories live. Discover now