44. Pesta

38 21 0
                                    

Naka tidak bisa langsung istirahat saat sampai di rumah setelah bertolak dari sekolah. Kemarin Naka memutuskan pulang, diantar Elnandra. Membiarkan Theo yang menemani Ryu untuk kali ini. Theo lebih mengenal cowok itu. Otomatis, Ryu lebih tenang, dan mendapat perlakuan yang dia terima seperti biasanya.

Sore ini, berkali-kali Naka memakai dan melepas dress yang dia punya. Hanya sedikit. Karena sebagian besar baju yang dia miliki berada di rumah Ryu. Berkali-kali pula, Naka bertanya pada Kamal tentang ada atau tidaknya dress code pada acara itu.

"Nggak ada. Batu amat sih." Kamal mencerocos di seberang sana. Naka sedang melakukan panggilan suara dengan cowok itu. Takut kalau dia bingung sendirian. Karena tiap hal kecil sekalipun, itu berarti bagi Naka. Jangan sampai dia dipermalukan karena hal sepele.

Kamal DSLP

Send a picture
|Ini cocok nggak sih?

|Cocok

Send a picture
|Ah kayaknya bagusan ini

|Terserah
|Terserah lo
|Gue cape
|Buruan, Naka. Tamu udah pada datang nih. Nanti lo telat, terus jadi pusat perhatian, rasain.

|Eh iya-iya
|Yang pertama aja kali ya

|Iya, Ka
|Ayo buruan

|Oke
|Thanks

Naka mematikan data seluler, menyimpan ponselnya di nakas, lalu untuk yang ke sekian kalinya, gadis itu ke kamar mandi untuk keluar dengan baju yang berbeda. Dibalut halter dress navy, Naka melangkah ke meja rias.

"Ah bodo amat. Yang penting gue tepat waktu." Naka mengeluarkan stiletto hitam yang masih terbungkus kardus. Iya, itu sepatu barunya. Naka tidak punya waktu untuk menyimpan barang-barangnya jadi sebuah tumpukan koleksi aesthetic.

Tak lama, ponsel di nakas bergetar, membuat Naka yang sedang memoles wajahnya kini beralih meraih ponsel, hanya untuk mendapati Elnandra meneleponnya. Lalu tanpa pikir panjang, Naka menggulir layar, hingga sebuah suara muncul dari speaker ponselnya.

"Udah siap?"

"Belum. Masih makeup."

"Oke." Hanya dengan sekejap mata, sambungan telepon terputus. Membuat Naka loading cukup lama hingga akhirnya tangannya mengepal, hampir meninju layar ponsel kalau saja dia tidak ingat harganya dan dari siapa barang itu. "Elnandra sialan!"

"Naka!"

Suara Hesa.

Haduh. Sejak kapan Hesa suka panggil-panggil disaat Naka sedang menghadapi situasi genting seperti ini?

"Nayanika! Turun! Nandra datang!"

Mata Naka membola. Luar biasa! Kejutan yang menyenangkan, Elnandra.

"Bawa pasukan!"

"Hah?" Tanpa menyelesaikan kegiatannya, Naka beranjak lagi, hanya untuk terkejut ketika deretan orang berbaju hitam berdiri di belakang Elnandra.

"Ayo masuk ke mobil. Urusan makeup atau apapun itu, mereka siap layani lo di jalan."

Naka menatap khawatir.

RYUDA : Bad Angel [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora