40. Jedanya Sebentar

32 24 0
                                    

Now playing; Keisha Ratuliu—Tak Mau Berubah

"Ryuda, udah!"

Naka menarik-narik tangan Ryu agar berhenti memukuli Kamal yang tampak babak belur. Namun nihil, tenaganya tak sebanding. Malah, Naka berkali-kali terjatuh ke belakang akibat hempasan Ryu. Dua petugas keamanan juga kewalahan. Mereka malah turut jadi korban samsak Ryu.

"Ryuda Dewanta!"

Ryu mendadak terdiam sesaat setelah Naka menyerukan namanya. Kepalan tangannya menggantung di udara, urung dia arahkan pada wajah Kamal, lagi. Beralih dari Kamal, Ryu bangkit, membuka pintu mobil seraya menghempaskan tubuh Naka ke dalam kursi penumpang.

"Diem lo! Jadi cewek ganjen banget! Lo punya pacar tau nggak?!"

"Aku tahu—"

"Diem jalang!"

Deg!

Seakan kata-kata Ryu adalah sebuah tombak yang menghunus ke dalam jantung, Naka dibuat bungkam. Menahan sakit tiada tara. Bahkan lebih sakit daripada sebuah luka. Kejadian yang lalu akhirnya terulang. Nyatanya Naka mengambil langkah yang salah. Namun, apa jika dia memberitahu secara gamblang, Ryu tidak akan berbuat seperti tadi? Jawabannya; belum tentu. Sebab dari dulu, Ryu tidak akan pernah membiarkan Naka dekat dengan laki-laki manapun.

"Gue peringatin, jangan pernah sebut nama asli gue! Lo ngerti?"

Naka membisu.

Namun Ryu cepat-cepat mencengkram dagunya. "Ngerti nggak?!"

Naka mengangguk paksa. Air matanya seketika luruh begitu saja. Kulit wajahnya ngilu.

Ryu tidak membual lagi selama beberapa menit, fokusnya tertuju pada jalanan dan segala pemikiran di kepalanya. Hingga tak lama, Ryu keluar dari mobil, membuka pintu yang mengakses kursi penumpang, lalu berkata. "Turun!"

Namun Naka tak benar-benar menurut.

Ryu berdecak. "Cari mati lo ya? Turun!" Cowok itu menarik paksa tubuh Naka. Tak peduli ketika ke sekian kali gadis itu terjatuh. "Lemes banget! Giliran dibawa sama cowok lain berapi-api lo!" Ryu membuka pintu rumah, masih menyeret Naka sebelum akhirnya menghempaskan tubuh ringkih gadis itu.

Naka meringis kecil ketika punggungnya lagi-lagi mengenai ujung meja. Sama seperti yang Ryu lakukan waktu itu.

"Sejak kapan lo barengan sama bocah sakit itu? Sejak kapan Nayanika?!"

Naka masih bungkam.

"Oh... Atau, semenjak kita nggak ketemuan, lo udah dekat sama—"

"Kemarin, aku sama dia ada—"

"Cukup. Gue nggak butuh penjelasan lo."

"Tapi aku perlu ngejelasin itu!" Naka bangkit. Menatap Ryu dengan embun menyelubungi matanya. "Aku perlu ngejelasin kalau kamu cuma salah paham. Kamal sama aku ada projek baru."

"Gue nggak peduli!" Ryu berseru di depan wajah Naka.

"Ry—" Naka memanggil rintih.

RYUDA : Bad Angel [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant