29. Kenapa, Ryuda?

52 28 4
                                    

*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*

Malam itu, Gerhana, gemercik hujan, botol minuman, dan semua hal di dalam mobil bersatu padu jadi saksi bisu kebersamaan Naka dan Ryu. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Ryu mengantarkan gadis itu lagi. Meski kali ini, Gerhana ada ditengah-tengah mereka.

"Siniin tangan kamu." Ryu memerintah. Kepalan tangannya terjulur lebih dulu. "Ada sesutua di sini."

"Sesuatu!" Naka meralat, mulai menaikkan tangannya. "Gimana?"

"Biasa aja, nggak usah dikepal." Ryu senyam-senyum. Berhasil membuat gula darah Naka naik seketika. "Aku baca mantra kamu hitung sampai tiga."

"Satu.. dua.."

"Tiga." Tangan Ryu bermekaran, jemarinya mendadak bertaut dengan jemari Naka, lalu dia peluk sekuat mungkin.

Naka mesem-mesem. "Apa mantranya sampe bisa begitu?"

"Tuan Puteri, Nayanika. Perempuan paling indah seantero hati Ryuda."

"Hm?"

"Itu mantranya."

Seolah ada sengatan listrik, tubuh Naka dibuat meremang. Ya ampun, gitu aja melted gue.

"Ya elah, tahu gini, tadi Kakak pulang duluan, Ry."

Ryu menatap Naka. Begitu pula sebaliknya. Diam-diam menertawakan kesengsaraan Gerhana.

"Sabar, Kak."

"Dari tadi udah sabar loh."

Ryu masih cengengesan di sela memberitahu Gerhana agar menghentikan mobil di depan. Tepat setelah itu, Ryu keluar, membukakan pintu untuk Naka sambil membentangkan payung untuknya.

"Night, Tuan Puteri." Ryu mengacak rambut Naka. "Kalau aku tiba-tiba kangen, boleh ya ke sini lagi."

"Iya, boleh."

"Ya udah, sana masuk."

Tanpa membuang waktu untuk saling menyuruh siapa yang masuk duluan, Naka menurut. Berjalan menyambangi tangga sambil sesekali melirik Ryu hingga akhirnya lenyap setelah pintu kamarnya tertutup.

"Naka!"

"Astaga!" Naka mengelus dada tatkala dia berbalik, Tara sudah berada di hadapannya. Amat dekat. "Ngagetin aja lo."

"Lo dianter sama Ryu?"

"Iya. Kenapa emang?" Dengan enteng, Naka membenarkan. Lalu sambil melempar sepatu ke sembarang arah, Naka membaringkan tubuh ke ranjang.

"Pake tanya lagi." Tara berkacak pinggang. "Lo nggak sadar, Ka? Atau lo lagi mabok?"

"Gue nggak mabok ih."

"Ya ngapain pula lo pulang sama orang yang jelas-jelas udah nyakitin lo? Sama orang yang tinggalin lo hujan-hujanan sampe dianter Nandra? Ha?" Tara duduk di tepi ranjang. Masih dengan wajah garang menembak Naka. "Jangan-jangan lo nggak waras ya?"

RYUDA : Bad Angel [END]Where stories live. Discover now