15. Akar Permasalahan

57 33 6
                                    

*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*

Mata elang Ryu sedikit demi sedikit terbuka karena usik. Secercah cahaya timbul dari balik jendela usai gorden kamar terkuak lebar. Sekaligus menjadi latar siluet perempuan dengan gaun panjang berlengan pendek yang mengekspos sebagian punggungnya.

Ryu tersenyum, teringat Mama. Itu pakaian beliau, yang sengaja sedari malam Ryu siapkan setelah perdebatan panjang hingga akhirnya menemukan titik terang, yakni persetujuan Naka untuk menginap di rumah Ryu selama beberapa hari ke depan.

Diam-diam, Ryu beranjak. Tak peduli meski lantai dingin menyentuh kakinya. Lantas melingkarkan tangannya di pinggang Naka hingga membuat gadis itu terperanjat.

"Astaga Ryuda!"

Ryu cengengesan. Mencegah Naka untuk berbalik dan memilih memeluknya lebih lama. Aroma woody menelusup ke indra penciumannya saat Ryu meletakkan dagu di atas bahu pacarnya.

Yang satu itu adalah parfumnya.

"Pacar aku udah wangi." Ryu mengecup pucuk rambut sebahu Naka.

Naka memutar tubuh, Ryu tak lagi menahannya. Otomatis, wajah keduanya nyaris beradu. Mengundang ekspresi terkejut dari Naka yang masih belum terbiasa. "Ngagetin aja."

Ryu mengangkat kedua sudut bibirnya.

"Senyam-senyum. Ada apa? Ada maunya ya?"

"Kamu mau kemana udah siap pagi-pagi begini?"

Ingatan Naka dibawa mundur pada beberapa menit yang lalu, tepat saat Tara misuh-misuh karena katanya, Naka sering tidak menjawab pesan atau panggilan teleponnya, lalu diakhiri perbincangan dengan bahasan mengenai casting dan sutradara. "Kata Tara, hari ini ada casting film. Dan aku siap-siap karena mau ke sana."

Cahaya pada wajah Ryu seketika redup. Menghilang ditelan murung.

"Kenapa?"

"Ini weekend pertama kita setelah weekend sebelumnya kita kepisah karena kesibukan masing-masing. Masa kali ini kita nggak bisa berduaan?"

"Maksud kamu?"

Ryu duduk sebelum bicara. "Tunda dulu semua kegiatan kamu. Sebaliknya, aku juga bakalan menepikan semua hal yang berurusan sama pekerjaan demi ngabisin waktu berdua sama kamu. Ya.. pokoknya hari ini aku mau kita sama-sama luangin waktu, biar lebih dekat lagi."

"Tapi—" Tapi kamu sendiri yang bilang, kalau kamu bakalan dukung aku. Bahkan kamu yang kenalin aku sana-sini. Terus, kenapa sekarang hal itu berubah jadi omong kosong?

Ryu mendongak, memberi tatapan memelas yang belum pernah Naka lihat. Tangannya menggoyangkan lengan Naka pelan. "Nanti kalau ada casting lagi, kamu boleh ikut deh."

"Ini kesempatan bagus, Ry. Nggak bisa aku sia-siain. Cuma datang satu kali. Ya masa aku harus ninggalin."

"Aku bakal cari casting lain!" Ryu membalas. Intonasi suaranya agak meninggi. Sebelum akhirnya, lengan yang dia genggam terhempas seiring tubuhnya berbaring di ranjang dengan posisi memunggungi Naka.

RYUDA : Bad Angel [END]Where stories live. Discover now