39 | Pergi Untuk Kembali

33 4 0
                                    

Beberapa koper berisi baju-baju sudah Nevan siapkan sedari tadi. Ia akan segera pergi ke luar negeri bersama Riksa untuk kuliah di sana. Berbeda dengan mereka berdua Adrian memilih untuk kuliah di dalam negeri saja.

"Sa, lo udah siap?" tanya Nevan dari balik telepon.

"Belum, kan masih besok, Nev."

"Lah, gue lupa. Gue kira hari ini."

"Baru bangun lo, ya?"

"Tau aja."

"Kalau gitu gue mau beli sesuatu dulu sama mau nyamperin seseorang."

"Siapa? Clara?"

"Bukan, tapi kalau ketemu ya nggak apa-apa, sih. Gue matiin, Sa. Keburu ilang orangnya."

Nevan mematikan ponselnya dan segera pergi dari rumah. Sebelumnya ia lupa bahwa jadwal keberangkatannya itu besok. Jadi, hari ini ia akan menuju taman untuk menemui Navy di sana.

Pandangan mata Nevan celingukan ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan gadis itu. Lengkungan tipis di bibirnya terlukis kala melihat Navy tengah terduduk manis di kursi rodanya dengan mata yang memejam. Benar dugaannya, Navy pasti ada di taman ini.

"Princess Oceana." Suara yang familier membuat Navy membuka mata melihat ke arah Nevan yang mendekat ke arahnya.

"Prince Alaric."

Cowok itu berjalan semakin mendekat dan duduk di atas rerumputan di samping Navy.

"Untuk empat sampai lima tahun lagi gue mau kuliah di luar negeri. Kalau gue kembali lo mau apa?"

Navy terdiam. Sorot matanya memancarkan kesedihan. Semburat senyum kecil di bibirnya saja tidak tercetak. Gadis itu seperti tidak rela jika selama itu tidak bertemu Nevan. Meskipun ia baru mengenal Nevan, ia sangat merasa nyaman ketika ia berada di dekat Nevan.

"Nggak tau."

Nevan menoleh. Ia memicingkan matanya. Mengapa Navy terlihat murung sekali. "Princess Oceana, lo kenapa? Ada masalah?"

Navy menggeleng cepat. Namun, meskipun begitu Nevan tidak bisa percaya begitu saja. Sorot mata Navy tidak seperti biasanya. Nevan bisa merasakan perubahan itu.

"Gue nggak percaya."

"Lo nggak mau kehilangan gue, ya?" tebaknya sembari sedikit tertawa kecil.

"Pede banget."

"Terus kenapa, Princess Oceana? Jangan sedih-sedih lo nggak pantes sedih."

"Nggak apa-apa."

"Dasar cewek, tiap kali ditanya pasti jawab nggak apa-apa mulu padahal ada apa-apa."

Terlalu gengsi dan malu bagi Navy untuk mengakui bahwa ia tidak ingin kehilangan Nevan saat ini. Cewek itu kini menoleh ke arah Nevan.

"Nevan, beliin permen kapas."

Cowok itu terkekeh. Mengapa Navy bisa seberani ini sekarang berbeda dengan Navy yang pertama kali ia temui.

"Udah berani nyuruh-nyuruh ya sekarang."

Ia tertawa kecil. "Untuk yang terakhir kali sebelum kamu pergi."

Nevan mengangguk dan segera berdiri. "Tunggu ya, Princess Oceana. Prince Alaric akan segera datang membawa pesanan tuan putri dengan segera."

Ia memerhatikan Nevan yang semakin menjauh dari pandangannya. Apakah hari ini terakhir kalinya ia melihat Nevan? Rasanya sangat tidak rela sekali.

Beberapa saat kemudian Nevan kembali dengan membawa dua permen kapas. Satu berbentuk seperti koala dan yang satu berbentuk kelinci.

NaCl [END]Where stories live. Discover now