29 | Tingkah Aneh

21 4 0
                                    

"Ra, ikut gue ke mall, yuk? Gue mau beli hijab," kata Lavina dari balik telepon.

"Kok tiba-tiba banget? Lo kesambet apaan dah?" balas Clara.

"Dibilangin mama suruh pake, jadi gua ngikut aja daripada kualat."

"Ah, masa cuma karena itu? Bukannya waktu itu lo bilang kalau mama lo udah nyuruh pake dari lama, cuma lo nggak mau?"

"Hehe." Lavina tertawa kecil.

"Biar jadi idamannya Adrian," lanjutnya.

"What? Jadi, lo udah move on dari Alvan dan ganti suka sama Adrian?"

"Ya, gitu."

"Cepet amat lo move on-nya."

"Alvan nggak pernah norehin hal indah buat gue, jadi gampang buat gue lupa. Sedangkan Adrian sebaliknya."

"Ah, udahkah, ayo temenin gue."

"Iya-iya," balas Clara pasrah.

Selesai mengabari Clara, Lavina langsung menghampiri Clara dengan sopir pribadinya. Tak butuh waktu lama mereka berdua tiba di tempat yang mereka tuju. Mereka langsung menuju toko penjual hijab dan memilihnya.

"Ini ambil, ini juga." Lavina sibuk memilih hijab yang mau ia beli. Gadis itu membeli banyak hijab dengan berbagai warna.

"Kok gue tertarik buat pakai hujab juga ya, Lav?" kata Clara.

"Gue ikut beli aja lah," lanjutnya lagi.

"Wah, serius?"

"Iya. Gue ikutan beli, lah."

"Oh iya, Lav. Ini besok locke sekolah pakai hijab juga?" tanya Clara lagi.

"Iya, lah," balas Lavina.

"Gue mau ikutan,"

"Ikutan mulu lo mah."

"Hal baik harus dicontoh," terang Clara.

•••

Sebuah buku kimia terbuka di hadapan Clara. Cewek itu sudah sangat sibuk belajar kimia meskipun hari ini masih pagi. Hari ini ia juga tampil berbeda dengan balutan hijab yang menempel pada rambutnya. Lavina yang notabene sahabat Clara juga melakukan hal serupa. Mereka ingin mencoba memperbaiki diri. Untungnya teman-teman di sekolah mereka sangatlah sportif, sehingga ia tak perlu takut untuk di hina oleh teman sekelasnya.

Dari pojok kelas, Nevan memperhatikan Clara yang tengah serius membaca buku. Tak lama dari itu, dari balik pintu kelas muncul Riksa yang masuk kelas menenteng sebuah tas warna hitam miliknya.

Clara sedikit mendongakkan wajahnya kala melihat Riksa ada di sana.

Sejenak Riksa sedikit terkejut saat ia melihat perubahan pada diri Clara yang mengenakan hijab. Senyum dibibirnya muncul tipis. Sangat tipis. Bahkan mungkin tidak ada yang mengetahui bahwa ia sedang tersenyum.

Riksa memilih untuk duduk di sebelah Nevan. Ia tidak kembali duduk dengan Clara.

"Boleh duduk di sini, kan?" tanyanya.

"Kursi umum. Boleh aja."

Beruntung Nevan mengizinkannya untuk duduk di sebelahnya. Riksa menaruh tasnya dan duduk di sebelah Nevan.

"Kenapa? Putus?" tanya Nevan ingin tau.

Ia tak menjawab, senyuman canggung menjadi jawaban atas pertanyaan Nevan.

"Gue lihat kemarin masih baik-baik aja. Kenapa?"

"Ada Tuhan yang nggak boleh di duain."

Nevan mengangguk mengerti. Sepertinya Riksa memang melepaskan Clara karena perubahan Clara yang tiba-tiba memakai hijab.

NaCl [END]Where stories live. Discover now