Part 49 • Raditya

Start from the beginning
                                    

"Ada masalah?" Lanjutnya kemudian.

Aku melirik Satria dan Ruben yang sedang ribut bersama teman-teman mabarnya. "Arunika!"  Hanya satu kata itu yang keluar dari mulutku.

Aku memutuskan untuk menceritakannya kepada Reyhan karena otakku sudah terlalu lelah untuk berfikir. Rasa cemas dan khawatir menjadi satu, sehingga aku butuh pandangan dari orang lain agar emosiku dapat terkontrol dengan baik.

Meski fokusku sedang terpecah belah, aku masih bisa menyadari jika barusan setelah aku mengatakan soal Arunika, Bang Saka sempat berhenti bermain gitar sebentar dan menatap tidak biasa ke arahku.

"Dia nggak dateng?" Aku mengangguk.

"Astaga, Dit!" Gue kira ada bencana apa sampe muka lo kaya gitu.

"Dia mungkin lagi sibuk atau ada acara gitu kali...."

"Nggak mungkin, Rey. Dia sendiri udah bilang kemaren kalo bakalan dateng ke acara ini. Ini acara terakhir gue sebelum demis loh...." Aku menjelaskan padanya bahwa beberapa hari sebelum kejadian itu, Ika sudah mengatakan bahwa dia akan datang dan menghadiri acara ini dari awal hingga akhir.

"Lo udah coba hubungin?" Aku kembali mengangguk untuk pertanyaannya barusan.

"Gue udah chat puluhan kali, dan bahkan udah gue telfon lebih dari sepuluh kali tetep nggak diangkat. Hpnya nggak aktif!" Aku memberitahunya bahwa sebelum ini aku sudah sangat berusaha untuk menghubunginya.

"Lo udah ke kosnya?" Kali ini Ruben yang bersuara..

"Gue afk dulu bro, ada urusan." Ucapnya kepada teman yang sedang bermain dengannya.

Apa yang dilakukan Ruben juga diikuti oleh Satria. Keduanya ternyata diam-diam mendengarkan pembicaraanku dengan Reyhan sedari tadi. "Belum sempet!"

Sejak semalam aku terlalu sibuk menyiapkan acara hingga baru tidur pukul setengah tiga pagi. Dan pagi ini aku juga tidak sempat untuk datang ke kontrakannya karena waktu yang aku miliki terlalu mepet."

"Kapan terakhir kali lo komunikasi sama dia?" Satria menduduki meja yang tadinya hanya dia gunakan untuk bersandar.

"Kemaren pas kita makan di deket kos. Hari dimana gue abis upload foto itu!"

"Kalian berantem di telfon?" Aku menoleh ke arah Bang Saka yang tiba-tiba ikut bersuara.

Aku menggeleng. "Enggak!"

"Tapi...."

"Tapi kenapa, Dit?" Ruben memberikan sebotol minum kepada Satria sembari merespon jawabanku.

"Ya kaya yang Bang Saka bilang kemaren. Ika baca komentar-komentar yang ada di foto itu, dan rasa insecure-nya kemaren muncul lagi."

"Dia ada bilang sesuatu?" Bang Saka kembali melontarkan satu pertanyaan.

Aku menoleh ke arahnya. "Ada. Dia ngerasa nggak pantes gitu sama gue. Dia ngerasa rendah diri gitu dari yang gue simpulin!"

"Pantes!"

"Ha? Lo bilang apa Bang barusan?" Aku memastikan apa yang barusaja Bang Saka gumamkan. "Gapapa kok,"

Tingkat DuaWhere stories live. Discover now