55: Sedikit serius

6 3 0
                                    

Gemintang sedang ada di jalan untuk ke rumah Renjana. Ia sengaja datang pagi karena ingin mengobrol banyak dengan gadis itu. Berharap Renjana bisa memberikan saran untuk Gemintang.

Renjana bahagia saat mendengar suara deru motor di depan rumahnya. Dengan gembira, ia berlari membuka pintu dan pagar rumahnya. Kemudian, mempersilakan Gemintang masuk ke dalam.

"Tumben pagi banget," ucap Renjana.

Gemintang tersenyum. "Emangnya nggak boleh?"

"Eeee..... boleh sih."

Gemintang duduk di sofa ruang tamu bersebelahan dengan Renjana.

"Mana Milo?"

"Ada di kamar gue. Mau gue bawa kesini?"

Cowok itu mengangguk.

Renjana datang dengan membawa Milo di pelukannya. Kucing itu langsung melompat dan mendekat ke arah Gemintang. Ia mengusap kepala Milo dengan lembut. Sudut bibir Renjana terangkat dengan sempurna. Pemandangan Milo bersama Gemintang adalah pemandangan terbaik menurutnya, untuk saat ini.

"Sebenarnya, ada yang mau gue obrolin sama lo," ucap Gemintang.

Ekspresi Renjana berubah seketika. Terlebih, ekspresi Gemintang juga berubah menjadi lebih serius.

"Apa?"

"Sebentar lagi, kita naik ke kelas dua belas. Itu tandanya, kita bakal semakin sibuk sama sekolah...."

Perasaan Renjana tidak enak. "Lo mau putusin gue?"

Gemintang menggeleng. "Enggak. Siapa bilang?"

"Ya..... habisnya lo ngomong gitu. Biasanya banyak orang putus alasannya mau fokus belajar."

Gemintang tersenyum tipis. Matanya memandangi sepasang bola mata indah milik Renjana. Tangannya juga meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya erat.

"Gue mau ngomong ini sama lo sekarang. Supaya besok-besok nggak terkesan terlalu tiba-tiba."

"Apa?" tanya Renjana penasaran.

Gemintang menarik nafas dalam. "Gue bakal ngejar beasiswa ke luar negeri."

Hati Renjana mencelos seketika. Beasiswa ke luar negeri. Itu tandanya, suatu saat nanti, ia harus berpisah dengan Gemintang. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Renjana, kecuali senyum paksa.

"Maaf."

Renjana menatap Gemintang. "Kenapa harus minta maaf? Gue bahagia kalau dengan cara itu lo bisa bahagia. Gue juga selalu dukung apapun keputusan lo, Gem. Gue nggak mau jadi pacar yang ngelarang lo ini itu, apalagi ini menyangkut masa depan lo."

Gemintang tertegun mendengarnya. Ia memeluk Renjana dengan erat. Gadis dihadapannya ini berhasil membuat optimis dalam dirinya memuncak.

"Gue tetap disini kok," bisik Renjana.

"Kalau lo sendiri, mau kuliah dimana?"

Renjana mengendikkan bahunya.

"Kok nggak tau?"

"Belum ada pikiran sampai sana. Gue rasa, mending gue gap year dulu. Gue mau menemukan passion gue."

Gemintang tersenyum. "Masih ada satu tahun ini. Lo bisa gali passion lo lebih dalam lagi. Gue bantu."

Seulas senyum tercipta dari kedua bibir remaja ini. Renjana kembali memeluk Gemintang dengan erat. Ia sangat bersyukur karena Tuhan menghadirkan sosok Gemintang di hidupnya.

***

Siang ini, mereka berencana untuk menghabiskan waktu berjalan-jalan di mall. Tidak ada tujuan. Renjana hanya ingin mencuci mata. Mereka sudah berada di mall sejak setengah jam yang lalu. Gemintang mengajak gadisnya untuk makan dulu.

Gemintang Renjana [Completed] ✔Where stories live. Discover now