8: Berjuang

13 2 0
                                    

Renjana memarkirkan mobilnya tepat di sebelah sepeda motor Gemintang. Tidak peduli jika dirinya dianggap orang yang tidak jelas karena menyatukan parkiran mobil dan sepeda motor. Semua ini demi cowok itu. Gemintang Bahran Baktya.

"Ngapain parkir disini?" tanya seseorang yang berasal dari belakang.

Renjana menatap Gemintang.

"Emangnya nggak boleh?"

Gemintang diam. Malas menanggapi Renjana jika untuk berdebat tidak jelas.

"Oh iya, gue bawa bekal nih buat lo. Tunggu ya, gue ambil dulu," ucap Renjana kemudian membuka tas dan memberikan sebuah kotak bekal berwarna biru kepada Gemintang.

Gemintang tidak bereaksi apapun. Ia hanya berdiri dan menatap kotak bekal itu tanpa menyentuhnya.

"Nih, ambil."

Gemintang masih tetap diam.

Renjana memegang tangan Gemintang kemudian memberikan kotak bekal itu. "Dimakan ya. Dadah, calon pacar."

Gemintang menatap Renjana yang pergi menjauh darinya lalu menatap kotak bekal berwarna biru itu. Senyum dibibirnya tercipta tipis.

***

Renjana berada di kelas yang super sepi. Hanya ada dirinya disini. Ia membuka ponselnya dan melihat sosial medianya. Tidak sengaja, ada foto Fina yang lewat di timeline instagramnya. Disana Fina berfoto dengan memamerkan tas gucci yang baru dibelinya.

"Dih, beli pakai duit orang tua aja bangga! Jijik banget deh," gerutu Renjana.

Renjana sama sekali tidak iri dengan kakak tirinya itu. Dulu sebelum Bundanya menikah dengan Ayah tirinya, mereka berasal dari keluarga tidak mampu. Jadi, tidak heran jika Fina langsung berfoya-foya.

"Hayo! Lo stalking siapa? Gemintang, ya? Ngaku lo!" ucap Febi tiba-tiba.

"Duh, untung aja jantung gue nggak copot!"

Febi tersenyum seperti kuda.

"Jadi, lo stalking siapa?"

Renjana mengarahkan layar ponselnya ke arah Kila dan Febi. Mereka melihat nama akun instagram yang ada di layar ponsel Renjana kemudian mereka mengangguk-angguk.

"Lo masih nggak akur sama dia?" tanya Kila.

Renjana mengangguk mantap. "Nggak akan pernah akur sampai kapanpun. Gue nggak sudi punya kakak tiri."

"Jangan gitu, lah. Coba lo terima aja kakak tiri sama ayah tiri lo. Mungkin dengan cara itu, hidup lo bisa lebih ikhlas dan lebih baik," sahut Febi.

"Gue nggak akan bisa ikhlas ngelihat orang yang udah menyebabkan ayah gue meninggal itu bahagia. Kalau gue menderita, mereka juga harus menderita," jawab Renjana.

Febi menatap Kila. Tatapan Febi menyiratkan seperti salah bicara. Febi beralih menatap Renjana yang sudah memasang mata tajamnya dan menatap ke arah depan.

"Maaf, gue nggak seharusnya ngomong gitu."

Renjana menatap Febi. "Nggak papa. Gue maafin kok."

***

Kelas Renjana sedang pelajaran olahraga. Renjana tidak menyangka jika kelas Gemintang juga memiliki jam olahraga yang sama. Di kelas Gemintang, semua murid diharuskan untuk bermain basket. Banyak siswi yang tidak bisa memainkan permainan basket. Gemintang ditunjuk oleh guru untuk mengajari salah satu siswi.

Gemintang Renjana [Completed] ✔Where stories live. Discover now