18: Nyaman

13 3 0
                                    

Gemintang sedang berada di rumahnya. Disini, ada Riko, Levi, dan juga Hidan. Ia ingin menyelesaikan masalah tadi di sekolah. Levi, Hidan, dan Gemintang sama-sama tidak mau kalah. Ego mereka terlalu tinggi.

"Kalian rela persahabatan kita hancur hanya karena satu perempuan?" kata Riko.

"Gue nggak mau. Tapi mereka selalu jelek-jelekin Renjana. Coba lo bayangin ada di posisi gue. Apa lo nggak marah kalau pacar lo dijelek-jelekin kayak gitu?" balas Gemintang.

Levi menatap Gemintang tak kalah sengitnya.

"Gue cuma mengingatkan agar lo nggak salah langkah dan nggak terjerumus ke dalam hidup cewek itu! Gue yakin, dia bukan cewek baik-baik," ucap Levi.

"Kita cuma mau lo selamat, Gemintang," tutup Hidan.

Gemintang ingin memukul wajah Levi saat ini juga. Ia mengepalkan tangannya dan berusaha meredam semua emosinya.

"Lo tahu apa? Gue yang selama ini sama dia. Mungkin dari luarnya aja yang terlihat buruk, tapi hatinya nggak sama sekali! Renjana itu cewek baik-baik."

"Lo kenapa sih? Udah dipelet sama dia?" tanya Hidan.

Satu pukulan sudah mendarat di sudut bibir Hidan dan mengeluarkan darah segar. Gemintang sudah seperti orang kesetanan. Ia sudah tidak tahan lagi menahan emosinya. Andai saja tidak ada Riko disini, dua orang ini sudah babak belur sejak tadi.

"Jaga omongan lo!"

Hidan meringis kesakitan. Ia terus memegangi sudut bibirnya.

"Apa sih yang lo banggain dari dia? Sampai-sampai lo rela mukul sahabat lo sendiri. Lo lupa kalau kita sahabatan?" ucap Levi.

"Terus lo pantas gitu ngejelek-jelekin pacar sahabat lo sendiri? Sahabat macam apa kalian!"

Gemintang merasa kepalanya sudah ingin pecah. Ia langsung berjalan menuju balkon kamarnya. Gemintang sudah tidak ingin menanggapi semua ucapan dari Levi dan Hidan yang akan membuat emosinya semakin tidak terkendali.

***

Renjana sedang menatap bunga pemberian Gemintang. Ia tersenyum berkali-kali. Bunga matahari ini terlihat sangat cantik dan mempesona, sama seperti pemberinya. Renjana masih ingat jelas bagaimana ekspresi saat Gemintang memberikan bunga ini.

"Bahagia banget bund," ucap Febi.

Renjana menatap Febi dan tersenyum.

"Bunga dari Gemintang?"

Renjana mengangguk. "Bagus, kan?"

"Bagus." jawabnya. "Oh iya, lo sama Gemintang udah resmi pacaran banget gitu?"

"Maksudnya?"

"Ya maksudnya udah jadi pacar beneran gitu."

"Lah, emang kemarin pacar bohongan?"

"Nggak gituu. Kemarin kan lo kayak cinta sendirian gitu. Berjuang sendirian, tapi Gemintang nggak peduli. Nah, sekarang pangeran es udah berubah?"

Renjana tertawa mendengar ucapan Febi. Kalau diingat lagi, memang benar semua itu. Tapi, Renjana bahagia karena usahanya membuahkan hasil. Gemintang berhasil mencintai dirinya, walaupun dalam tahap belajar.

"Iya, dia udah berubah."

"WAHH! MAKAN-MAKAN DONG! TRAKTIR GUE SAMA KILA UNTUK MERAYAKAN KEBAHAGIAAN INI!" teriak Febi heboh.

Gemintang Renjana [Completed] ✔Where stories live. Discover now