42: Kepindahan Bunda

9 3 0
                                    

Hari ini, Melati akan pindah ke kota yang tidak diketahui. Renjana berencana untuk mengunjungi rumah lamanya bersama Melan. Gadis itu ingin melihat Melati--mungkin untuk terakhir kalinya.

"Kamu udah siap?"

Renjana mengangguk.

"Kenapa kamu cemas, sayang? Santai aja. Tante ada di belakang kamu," ucap Melan sembari membelai rambut Renjana.

"Aku takut Bunda nggak mau lihat aku."

Melan berusaha meyakinkan Renjana. Ia yakin, Melati juga ingin melihat anaknya sebelum ia pindah.

Renjana sudah tiba di rumah lamanya. Ia melihat ada beberapa mobil box yang sedang berkemas. Renjana dan Melan berjalan masuk ke dalam rumah. Disana, ada Melati dan juga Fina.

"Kalian ngapain kesini?" tanya Fina.

Renjana diam, ia tidak ingin memulai perdebatan.

"Kami kesini untuk melepas kepindahan kalian. Saya juga bawa kue untuk kalian makan di perjalanan nanti," sahut Melan sambil memberi sekotak kue.

Fina menerima kue itu dan membuangnya tepat dihadapan Renjana. Fina tersenyum puas karena baju Renjana sedikit kotor.

Renjana menatap Fina dengan tatapan sangat tajam. Ia tidak suka direndahkan seperti itu. Renjana terus menatap Fina yang sedang tertawa seperti orang gila. Ia berusaha menenangkan emosinya. Namun, usahanya gagal. Dengan mudah, Renjana sudah menjambak rambut Fina dengan kuat.

"Gue tau lo nggak suka sama kehadiran gue, tapi jangan kayak gini! Lo nggak sadar diluar sana banyak orang kelaparan? Sedangkan lo malah buang-buang makanan? Otak lo dimana sih?" ucap Renjana.

Melan berusaha menenangkan Renjana, tapi usahanya juga tidak berhasil. Mendengar keributan, Melati keluar menuju ruang tamu.

"Heh! Kamu ngapain anak saya?"

Tatapan Renjana beralih ke Melati. "Anak Bunda udah kurang ajar sama Tante Melan!"

Melati mencengkram tangan Renjana agar terlepas dari rambut Fina. Melati menatap Renjana dengan tajam.

"Jangan berani kamu sentuh anak saya!" bentaknya.

Renjana tersenyum miring. "Anak Bunda? Anak tiri maksudnya? Aku yang anak kandung Bunda aja nggak dibela sampai kayak gini."

Plak! Satu tamparan mendarat dengan sempurna di pipi Renjana. Menyisakan bekas merah. Renjana menatap Melati, ia bingung.

"Kenapa Bunda memperlakukan aku kasar, sedangkan anak tiri Bunda diperlakukan kayak ratu? Aku salah apa sama Bunda?"

Melati pusing mendengar ocehan Renjana yang tidak jelas. Anak ini sudah keterlaluan, baginya. Melati mengusir Renjana dan Melan keluar dari rumah.

"Kenapa Bunda diam aja?"

"Saya nggak ada waktu untuk membahas hal yang tidak penting. Pergi sana!" usir Melati lalu masuk ke dalam rumah.

***

Melan mengajak Renjana pergi ke mall untuk mencari makan siang. Selama di dalam mobil, keponakannya itu diam tanpa suara. Sesekali, Melan menatap Renjana yang sedang mengamati jalanan padat.

"Menunya disamain kayak Tante?"

Renjana mengangguk. Ia berjalan mencari tempat duduk. Gadis itu memilih tempat duduk di pojokan.

Ponsel Renjana berbunyi tanda pesan masuk. Ia melihat di notifikasi, ternyata itu pesan dari Gemintang. Cowok itu bertanya, dimanakah Renjana sekarang? Renjana menjawab singkat saja.

Gemintang Renjana [Completed] ✔Where stories live. Discover now