1: Babu Baru

38 5 0
                                    

Renjana sedang duduk di kelasnya. Ia menunggu kedatangan adik kelas yang resmi menjadi babunya sejak hari ini. Lama Renjana menunggu tapi tak kunjung datang. Renjana uring-uringan sendiri karena ia belum sarapan.

Sementara Kila yang sedang asyik baca buku, fokusnya teralih menatap Renjana. Kila tahu, Renjana malas sarapan di rumah dan pasti sangat menunggu sarapan dari adik kelas itu.

"Tunggu aja, bentar lagi paling juga datang," ucap Kila.

Renjana tidak mempedulikan omongan Kila. Langkahnya langsung tercipta saat adik kelas itu berada di ambang pintu. Renjana mendekati adik kelas itu dan menatap dengan tatapan mengintimidasi.

"Kemana aja lo? Kenapa baru sampai sekarang? Gue lapar tau nggak!" ucap Renjana dengan emosi.

Gita, babu baru Renjana itu langsung menundukkan wajahnya.

"M-maaf, Kak. Tadi jalanan macet banget, aku juga udah berusaha cepat tapi jalanannya macet. Maaf ya, Kak," pinta adik kelas itu.

Renjana terus menatapnya.

"Oke. Lain kali kalau lo telat bawa sarapan gue, lo tau sendiri akibatnya!"

Adik kelas itu mengangguk cepat. Renjana mengambil kotak bekal berwarna merah muda dan membawanya ke dalam kelas. Adik kelas itu langsung berlari menuju kelasnya, seolah Renjana adalah harimau kelaparan yang bisa memakan mangsanya dengan cepat.

Renjana duduk dan menikmati sarapannya. Menu yang dibawakan adik kelas itu cukup sederhana, yakni tumis kangkung dan ayam goreng.

"Gila, lo makan kayak orang yang belum makan setahun. Kenapa lo? Nggak sarapan di rumah?" tanya Febi sembari berjalan mendekat ke arah Renjana.

"Nggak usah kepo," jawab Renjana.

"Yaelah, gitu doang marah."

Renjana berdecak kesal. Ia sangat tidak suka kalau hidupnya diusik. Apalagi tentang keluarganya. Febi dan Kila sudah tau itu sejak lama, tapi mereka suka kelepasan.

"Lo nggak kasihan sama dia? Dia masih baru, Ren," ucap Kila.

Renjana menghentikan aktivitas mengunyahnya.

"Kenapa harus kasihan?"

"Gue tau lo bertindak kayak gini karena mencari kesenangan yang nggak lo dapat di rumah, tapi dia juga manusia, Ren," ucap Kila.

Lagi-lagi Renjana berdecak kesal. "Emang gue nyuruh dia apa? Masuk jurang? Nggak, kan? Lagipula gue cuma nyuruh dia bawa makanan setiap hari."

"Tapi...."

"Ah udahlah, gue malas debat sama kalian. Hidup gue udah cukup dengan perdebatan. Jadi, jangan nambah beban pikiran gue!"

Kila dan Febi saling menatap satu sama lain. Mereka tahu mereka sudah keterlaluan kepada Renjana. Begitulah sifat Renjana, tidak suka diatur. Renjana lebih suka mengikuti semua keinginan yang ada dihatinya walau nantinya bisa membuatnya salah langkah.

***

Kantin SMA Kencana Putra sangat ramai. Mata Renjana sedang mencari tempat duduk yang kosong. Bola matanya tertuju pada bangku yang ada di pojokan. Ia berjalan diikuti oleh Kila dan Febi.

"Kita nggak papa duduk disini? Setahu gue, bangku ini udah ada pemiliknya," bisik Febi kepada Renjana.

"Gue nggak peduli, pasti pemiliknya itu salah satu fans gue yang suka ngintip diam-diam disini."

Kila hanya menggeleng-gelengkan kepala ketika mendengar jawaban dari Renjana. Memang, Renjana adalah ratu di sekolah ini. Terhitung, sudah tiga puluh lelaki yang pernah berpacaran dengan Renjana. Namun, durasi pacaran hanya tidak lebih dari satu minggu.

Gemintang Renjana [Completed] ✔Where stories live. Discover now