47: Overthinking

5 3 0
                                    

Embusan udara malam sangat sejuk. Renjana sedang duduk di balkon kamarnya dengan memakan mie kuah. Ia larut dalam pikirannya sendiri. Sedari tadi, gadis itu tidak bisa mendamaikan pikirannya. Ya, semuanya karena ucapan cewek kemarin.

"Gue nggak suka lo pacaran sama bintang di sekolah ini! Sadar nggak kalau lo sama Gemintang itu bagaikan langit dan bumi. Gemintang pintar berprestasi, sedangkan lo? Cuma cewek yang suka berbuat onar dan otaknya kosong!"

Suara itu terus terngiang di benak Renjana. Apa benar yang diucapkan cewek itu? Apa benar kalau dirinya tidak pantas bersama Gemintang? Apakah ia juga harus mengakhiri semuanya?

Ponsel Renjana berdering membuat lamunannya buyar. Ia melihat ada panggilan masuk dari Gemintang. Renjana tidak langsung menerima panggilan itu, melainkan menunggu beberapa saat dulu.

"Halo?" ucapnya.

"Hai. Lo lagi apa? Gue ganggu, ya?"

Renjana berdiri mendekat ke pagar balkon. "Nggak kok, gue lagi duduk-duduk di balkon. Ada apa?"

"Nggak papa. Gue suntuk banget belajar. Gue butuh teman ngobrol. Makanya, gue telepon lo."

Renjana terdiam sejenak. Suntuk belajar. Artinya saat ini Gemintang sedang belajar. Ucapan cewek itu terlintas lagi dipikiran Renjana. Apakah memang benar jika dirinya tidak pantas menjadi pacar Gemintang?

"Halo? Lo masih disini?"

"Eh, iya."

"Lagi banyak pikiran ya?"

Renjana menggaruk kepalanya. "Nggak ada. Emangnya gue terlihat seperti banyak pikiran?"

"Iya, dari nada bicara gue bisa menyimpulkan kalau lo sedang memikirkan sesuatu."

"Nggak ada, Gemii."

"Apapun itu, gue mau lo tetap jaga kesehatan ya? Jangan capek-capek mikirin masalah itu. Jangan memusatkan pikiran lo sama masalah itu."

"Iya, siap."

"Kalau gitu, gue tutup ya? Mau lanjut belajar soalnya."

"Iya."

Sedetik kemudian, sambungan itu terputus. Renjana kembali duduk di balkon kamarnya. Gemintang si jenius penyuka belajar. Sangat berbanding terbalik dengan dirinya. Gadis yang suka buat onar, memiliki tiga puluh mantan kekasih, dan juga malas belajar.

"Ihhh! Tau deh, pusing gue," ucap Renjana sambil mengusap keningnya.

***

Pagi ini, Renjana sengaja menolak ajakan Gemintang untuk berangkat bersama. Entah kenapa, tidak biasanya. Tante Melan yang mengantar Renjana hingga sampai ke sekolah.

Saat Renjana hendak masuk ke dalam kelas, ia melihat Gemintang yang semula bermain basket menjadi berlari menghampiri dirinya. Renjana menyiapkan beberapa jawaban untuk menjawab pertanyaan Gemintang.

"Gue ada salah, ya?" tanya Gemintang.

Renjana menggeleng.

"Terus kenapa nggak mau berangkat sama gue? Tumben."

"Nggak papa. Lagi pengin berangkat sama Tante Melan aja," jawab Renjana.

Gemintang menatap wajah Renjana cukup lama. Menerka-nerka jawaban yang terucap dari mulut Renjana. Gemintang ragu jika itu alasannya. Seperti ada alasan lain yang berusaha disembunyikan.

Gemintang Renjana [Completed] ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat