23: Pangeran Penolong

11 3 0
                                    

Jam menunjukkan pukul enam pagi. Renjana sudah siap dengan seragamnya. Ia sedang menunggu Gemintang yang sedang dalam perjalanan menuju apartemen yang berjarak cukup jauh.

Renjana belum sarapan. Ia tidak tahu harus makan apa karena tidak ada bahan makanan apapun yang bisa diolah. Mungkin, sepulang sekolah nanti ia akan membeli beberapa bahan makanan.

"Renjana?" ucap Gemintang sambil mengetuk pintu.

Dengan cepat, Renjana memakai tasnya lalu membukakan pintu. Gemintang sudah siap dan mereka langsung berjalan menuju parkiran lalu menuju sekolah.

"Udah makan?"

Renjana menggeleng.

"Yaudah, nanti beli bubur dekat sekolah aja."

"Nggak perlu. Gue nggak mau ngerepotin lo."

Gemintang tidak memedulikan ucapan Renjana. Ia berjalan menuju lift dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana abu-abunya. Renjana melihat Gemintang sangat cool.

Suasana SMA Kencana Putra belum ramai. Hanya ada beberapa murid saja yang datang. Renjana membawa dua porsi bubur ayam ke dalam sekolah. Ia akan memakan bubur ayam ini bersama Gemintang di rooftop sekolah.

"Sejuk banget disini," ucapnya.

Gemintang melihat Renjana yang sedang menghirup udara dalam-dalam.

"Dimakan dulu, nanti keburu bel masuk."

Renjana mengangguk lalu menikmati bubur ayam itu. Menikmati udara pagi hari ditemani dengan bubur ayam dan orang tersayang, sungguh perpaduan yang sangat pas bukan?

Bubur ayam Gemintang sudah habis duluan. Kini tinggal Renjana yang masih sisa setengah. Namun, ia langsung menghabiskannya dengan cepat.

"Oh iya, pulang sekolah nanti gue mau ke supermarket. Lo langsung pulang aja. Ada keperluan yang harus gue beli," ucap Renjana.

"Keperluan apa?"

"Mau ngisi-ngisi kulkas lo biar nggak kosong-kosong banget, sekalian mau menghemat uang biar nggak beli makanan terus."

Gemintang mengangguk. "Oke, nanti sama gue aja. Gue beliin."

"Nggak! Gue nggak mau. Gue udah banyak nyusahin lo. Jadi, biar kali ini pakai uang gue sendiri aja. Lagipula, sisa uang gue masih banyak kok."

"Tapi gue temenin, ya?"

Renjana mengangguk.

***

Febi dan Kila menatap Renjana yang masuk ke dalam kelas. Mereka lega karena melihat sahabatnya itu. Febi khawatir akan keadaan Renjana karena semalam ia mencari ke rumah tetapi tidak ada.

"RENJANA? LO NGGAK KENAPA-NAPA, KAN? LO SEHAT-SEHAT AJA, KAN? NGGAK ADA YANG SAKIT, KAN?" ucap Febi dengan hebohnya.

Renjana duduk di bangkunya.

"Emangnya kenapa? Gue nggak kenapa-napa kok," jawab Renjana.

"Kemarin gue cari ke rumah lo tapi katanya Bunda lo nggak ada dirumah. Lo kemana? Gue takut lo kenapa-napa," sahut Kila.

Renjana tersenyum manis. Ia bersyukur karena dua sahabatnya sangat peduli. Renjana belum menjawab pertanyaan itu, ia langsung memeluk Febi dan Kila sebagai ucapan rasa sayangnya.

"Lo ada masalah?" tanya Febi.

Renjana menggeleng.

Gemintang Renjana [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang