52: Memori

8 3 0
                                    

Udara malam ini cukup menyejukkan. Renjana sedang menikmati lagu diiringi dengan deraian air hujan. Ia berjalan menuju meja belajar dan membuka kotak berwarna merah muda. Renjana mengeluarkan semua isinya. Ya, ini adalah kumpulan foto-foto dirinya bersama Gemintang. Juga barang-barang pemberian cowok itu. Renjana duduk dan menatap benda-benda itu.

Tangannya mengambil salah satu foto polaroid yang pernah ia abadikan saat berada di rumah pohon dan Bali. Sudut bibir Renjana terangkat. Hatinya hangat. Seolah semua ingatan itu kembali terjadi dengan sempurna.

"Gue kangen kita yang dulu," ucap Renjana sambil terus menatap foto-foto itu.

Saat sedang sibuk mengulas kembali memori yang pernah terjadi, ponsel Renjana berdering. Ia membaca nama yang tertera disana. Itu adalah panggilan dari Gemintang. Renjana menerima panggilan itu.

"Halo?" ucap Gemintang.

"Ada apa?" jawab Renjana.

"Turun ke bawah sebentar, ya? Ada ojek yang mau antar makanan."

Renjana mengintip dari jendela kamarnya. Benar, disana ada ojek yang sedang menunggu di depan rumah. Dengan cepat, Renjana turun ke bawah tanpa memutuskan sambungan teleponnya. Setelah selesai, Renjana langsung kembali ke kamarnya.

"Gimana? Udah diterima, kan?"

"Iya. Makasih. Lain kali, nggak perlu repot-repot kayak gini. Di rumah gue juga banyak makanan."

"Siapa yang repot? Nggak ada yang repot kalau buat lo."

Renjana tidak menjawab.

"Maafin gue, ya?"

"Maaf untuk apa?" tanya Renjana bingung.

"Maaf, karena gue hidup lo nggak tenang. Lo banyak diusik kalau di sekolah. Gue minta maaf. Tapi, gue juga nggak bisa lepasin lo gitu aja. Gue benar-benar nggak mau kehilangan lo. Gue sayang sama lo, selalu. Tolong, jangan coba pergi dari hidup gue, ya?"

Renjana kembali diam. Bibirnya seolah tidak mampu menjawab lagi. Disatu sisi, hatinya sangat ingin Gemintang tetap bersama dirinya. Disisi lain, ia lelah dengan hujatan semua orang. Ia ingin lepas dan terbang bebas.

"Halo? Masih disana, kan?"

Renjana tersadar dari lamunannya. "Udah malam, nih. Gue tidur dulu, ya? Makasih untuk makanannya, gue suka. Selamat malam, Gemintang."

Setelah mengucapkan itu, Renjana menutup sambungan telepon. Ia menaruh makanan diatas meja belajar lalu beranjak menuju ranjangnya dan memejamkan mata.

***

Akhir pekan ini, Renjana sudah ada janji dengan Tante Melan untuk pergi belanja bersama. Renjana sudah siap dengan pakaiannya dan sedang menunggu Melan yang bersiap-siap.

Pikiran Renjana mengulas kembali apa yang terjadi malam tadi. Suara Gemintang terdengar begitu jelas di telinganya sekarang. Suara itu menggerakkan hati Renjana untuk membuka ponselnya. Ternyata, ada beberapa pesan dari Gemintang. Cowok itu mengucapkan selamat pagi.

"Udah siap?" tanya Melan.

Renjana terkejut. "Eh, udah, Tan."

Renjana menutup ponsel tanpa menjawab pesan Gemintang.

Suasana mall di hari minggu selalu ramai. Sebenarnya, Renjana juga tidak terlalu suka berbelanja. Entah mengapa. Namun, untuk menjadi keponakan yang baik, ia harus menemani Melan berbelanja semua kebutuhan rumah dan baju. Mereka masuk ke dalam salah satu toko.

Gemintang Renjana [Completed] ✔Where stories live. Discover now