CHAPTER 65

141 5 21
                                    

DEFINITION

“Definisi mencintai bukan hanya menyatukan dua hati. Namun ketika kamu melihatnya bahagia meski bukan bersamamu, itu juga bagian dari mencintai.”

✈✈✈

FLASHBACK ON

Netra memandang teduh benda dalam genggaman. Jemarinya membuka benda berwujud kotak itu dan menemukan dua buah cincin yang selaras. Namun beberapa masa setelahnya dia kembali menutup benda itu seraya menghela napas panjang.

Dia pun menaruh kembali benda itu dalam saku. Kaki yang semula menjulur ke depan dia tekuk. Kepalanya menurun lambat sampai tenggelam dalam pangkuan. Terakhir tangannya bergerak mengitari kedua kaki lalu menguncinya.

Indra pendengaran menangkap derap langkah seseorang. Derap itu dia yakini berasal dari gesekan sepatu tinggi wanita dengan permukaan lantai di bawahnya.

"Dirga," panggil wanita itu memegang bahunya. "Kamu kenapa, Nak?"

Lily menatap teduh satu-satunya buah hati yang dia miliki. Seakan dia memahami apa yang tengah anaknya rasakan. Apalagi setelah melihat sepasang mata Andin yang memerah usai memohon pamit dengannya. Namun dia masih ingin menggali informasi lebih detail terkait masalah itu.

"Hubungan kalian baik-baik aja, kan?"

Tanpa sepatah kata yang perlu dijelaskan Dirga langsung memeluk wanita di hadapannya. Mimik wajahnya tampak terkejut mendapati perlakuan itu. Namun dia tak marah. Dia justru menerimanya sembari mengusap lembut punggung lebar Dirga.

"Dirga kehilangan Andin, Ma."

Lily terdiam cukup lama usai mendengarnya. Barangkali dia tengah memikirkan kalimat yang tepat untuk menjawabnya.

"Dirga kehilangan orang yang Dirga cintai, Ma," sambungnya terisak sedu.

Seluruh otot di wajahnya terlihat melemah. Raut wajah yang dia tunjukkan pun begitu mendung. Ternyata bukan hanya Dirga yang merasakan kehilangan, namun Lily pun juga merasakannya.

"Andin... Andin lebih memilih bersama Arya daripada Dirga. Apa kurangnya Dirga, Ma? Apa!"

Lily kembali mengusap punggungnya. Mungkin saja hal itu mampu meredakan emosinya yang tengah meluap. "Kalian itu masih muda, masih punya banyak waktu menjelajahi setiap hati. Tapi kalau memang dia ditakdirkan sama kamu, mau bagaimana pun keadaannya dia akan kembali jadi milik kamu."

Dirga membisu meresapi untaian kata yang terucap dari bibir wanita itu. Dia tak membalas sepatah kata pun juga tak menimpalinya dengan pernyataan lain.

"Mama tau mengikhlaskan seseorang itu sulit. Sangat sulit. Tapi kamu harus ingat, Nak, mengikhlaskan seseorang juga sebagai bukti bahwa kamu mencintainya."

Lily memegang bahu Dirga dan mendorong pelan agar dia bisa memandang netra miliknya. "Definisi mencintai bukan hanya menyatukan dua hati, tetapi ada banyak hal yang mungkin belum kamu tau. Salah satunya ketika kamu melihat orang yang kamu cintai bahagia meski bukan bersama kamu, itu juga bagian dari mencintai."

FLASHBACK OFF

"Eh, lihat tuh di koridor."

"Ada apa, sih?"

"Andin jalan pegangan tangan sama Arya."

"Eh, iya, bukannya Andin pacaran sama Dirga, ya?"

"Arya juga kan pacarnya Gladis."

"Kok mereka jalan berdua, sih?"

"Habis jadian kali."

10 Years Ago ✓Where stories live. Discover now