CHAPTER 27

1.5K 26 10
                                    

ONE-SIDED LOVE

“Kesalahan terbesarmu adalah kamu terlalu percaya diri dengan menyimpulkan dia juga jatuh hati. Nyatanya hanya kamu sendirian yang jatuh, sedangkan dia tidak.”

✈✈✈

Andin berdiri di depan kelas bersama kedua temannya. Arah pandang mereka sama. Memperhatikan beberapa orang berkumpul di barisan tengah. Sebagian ada yang duduk di bangku dan sebagian lagi duduk di meja. Mereka memfokuskan pandangan pada seseorang yang berdiri di tengahnya.

"Masih pagi udah gosip aja," celetuk Meysa.

Lantas ketiganya berjalan mendekati perkumpulan itu. Putri bahkan rela mengulur waktu masuk ke kelasnya untuk mengetahui apa yang mereka perbincang.

"Kalian udah tau belum gosip dari temen kelas kita?" tanya Jaka. Dia terlihat sangat antusias.

"Siapa?" tanya Baba.

"Lo kek cewek aja suka gosip," kelakar Asep.

Jaka memutar kepalanya searah jarum jam. Menilik semua objek di sekitarnya bahkan di setiap sudut. Sepertinya dia tengah mencari keberadaan seseorang.

"Aman," tuturnya dengan intonasi rendah. Mungkin hanya dia sendiri yang mampu mendengarnya.

"Ketua kelas kita deketin anaknya Bu Nis." Ungkapan itu berhasil membuat seisi kelas gempar.

"Arya sama Gladis?" ulang Asep.

"Iya."

Andin tertegun mendengar nama itu. Pandangan lurusnya terlihat kosong dan hampa. Namun semua itu tak berlangsung lama. Dia segera berpaling ke sebelah kanan usai mendengar hentakan kaki.

"Sialan," gerutu Putri. Alisnya terlihat menyatu dengan tatapan mata tajam.

Andin dapat memaklumi itu. Temannya tengah terbakar api cemburu. Dia memang merasakan hal yang sama seperti Putri, namun dia dapat menyembunyikannya.

Tak lama seseorang yang menjadi topik pembicaraan hadir di sana. Wajahnya terlihat bingung karena seluruh pasang mata tertuju padanya.

"Arya," panggil Asep. Dia berlari kecil menghampiri Arya di depan kelas. "Ternyata nyali lo gede juga," kekehnya.

Arya refleks menaikkan alisnya. "Maksud lo?"

"Lo lagi deket sama Gladis, kan?"

"Siapa yang bilang?"

"Itu." Asep membalikkan badannya. Dia menilik satu per satu orang dari kerumunan itu. "Loh, mana si Jaka?" tanya Asep seraya menggaruk kepalanya.

Tak butuh waktu lama untuk Jaka menghilangkan dirinya bak Jin di dalam sinetron Jin dan Jun. Mendengar nama itu Arya langsung menepuk keningnya. Wajahnya terlihat seperti orang kelelahan. "Ada-ada aja kelakuan Jaka," keluhnya.

Sejenak dia mengangkat kepalanya. Melirik seseorang yang tak jauh dari tempatnya. Seperti mendung. Manik matanya menatap begitu dalam dan berbinar. Melihat itu satu detakan jantungnya begitu kuat dan sakit. Dia tidak tahu pasti mengapa. Yang jelas dia tak ingin melihatnya seperti itu.

10 Years Ago ✓Where stories live. Discover now