58 - Breakup

1.8K 175 18
                                    

Tok tok tok

Dengan perlahan pintu kamar terbuka. Menampilkan sosok perempuan paruh baya yang sedang menatap putranya. Hati Elisa terasa sakit ketika melihat Samudra hanya menundukkan kepalanya sambil menggenggam sebuah ponsel di tangannya.

Pintu itu ditutup kembali oleh Elisa dan dia melangkah menghampiri putranya. Dia terdiam sejenak, bingung harus mengatakan apa, tapi dia tau sekali kalau Samudra tidak baik-baik saja, tetapi dia tidak bisa berbuat banyak.

"Maaf," ucap Elisa dengan lembut.

"Mamah gak salah, mamah gak perlu minta maaf," jawab Samudra tanpa mengangkat kepalanya.

Perempuan itu menghela napasnya. Dia duduk tepat di samping Samudra yang murung seperti ini. "Mamah tau perasaan kamu, tapi kita gak bisa berbuat banyak, Samudra."

Diam. Samudra hanya diam. Apa yang dikatakan oleh mamahnya adalah benar, tapi bagaimana pun juga, ia sangat mencintai Rachel, yaitu sepupunya sendiri. Haruskah dia melepaskannya begitu saja dan kembali menganggap hubungan mereka hanya sebatas sepupu?

"Kamu sudah besar, mamah harap kamu bisa ambil keputusan yang bijak," tutur Elisa tanpa meninggikan suaranya.

Seketika Samudra mengangkat kepalanya, lalu menolehkan kepalanya untuk menatap sang mamah. Sebuah senyuman terukir di wajahnya, walaupun terlihat terpaksa, tetapi dia sudah berusaha untuk tetap tegar.

"Iya, mah."

Melihat putranya tersenyum membuat Elisa merasa sedikit lega. Elisa bangkit dari duduknya, kemudian berjalan keluar dari kamar Samudra dan kembali ke kamarnya sendiri. Dia hanya bisa berharap kalau Samudra segera menyelesaikan hubungannya dengan Rachel. Sebelum Alvaro atau keluarga besar Ardiwijaya mengetahui hal itu.

Samudra sendiri tidak bisa membohongi perasaannya sendiri, tetapi kembali lagi. Dia tidak bisa melakukan apa pun karena memang seharusnya semua ini terjadi. Mau tidak mau, ia harus mengakhiri hubungannya dengan Rachel, walau berat.

°    °    °

Hari ini berjalan seperti biasa. Rachel dan Karina mengikuti pelajaran dengan penuh konsentrasi. Sesekali mereka melontarkan beberapa pertanyaan kepada sang guru jika mereka masih tidak memahami materi yang diajarkan. Selesai dengan pelajaran, bel tanda istirahat pun berdering. Seperti biasa mereka pergi ke kantijn untuk mengisi perut yang lapar. 

Karina memesan dua mangkuk bakso dan dua es teh manis. Ia membawa semua itu ke meja kantin yang dimana sudah ada Rachel disana. Kini keduanya sedang menyantap makanan milik mereka masing-masing.

"Eh itu ada Kak Samudra," tutur Karina dengan pelan.

Sontak Rachel menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri untuk mencari keberadaan Samudra. "Kak Samudra," pekiknya.

Langkah kaki Samudra terhenti ketika mendengar seseorang meneriakkan namanya. Samudra menolehkan kepalanya dan melihat Rachel. Dia tidak menjawab atau pun menghampirinya, hanya menunjukkan senyuman, setelah itu melanjutkan langkah kakinya kembali.

Karina pun menyeritkan dahinya ketika melihat Samudra yang bersikap dingin seperti tadi. "Tumben, Kak Samudra kenapa?"

"Mungkin dia lagi pusing sama tugas," jawab Rachel dengan ngasal karena sebenarnya dia tidak tau mengapa Samudra menunjukkan sikapnya yang berbeda seperti itu.

Kedua sejoli itu melanjutkan menyantap makanan mereka masing-masing. Namun, bedanya kali ini Rachel fokus memikirkan Samudra. Dia merasa sikap kekasihnya itu tidak seperti biasanya. Ada apa dengan Samudra?

Married With Kakak Kelas 2 [SELESAI]Where stories live. Discover now