32 - Berkunjung

3.8K 340 81
                                    

Yona baru saja selesai menyantap gado-gado yang dibawakan oleh Alvaro. Sebelumnya, dia menyantap ketoprak, tetapi karena masih merasa lapar maka dia lanjut memakan gado-gado.

"Alvaro," panggil Yona ketika suaminya itu baru saja menaruh piring kotor di dapur.

"Iya?"

"Boleh minta tolong pijitin punggung aku gak? Pegel banget," pintanya.

Laki-laki itu tersenyum, kemudian dia duduk di sofa dan memijat punggung sang istri yang terasa pegal. Hal ini pernah dia lakukan ketika Yona sedang hamil Raga. Rasanya dia sangat merindukan masa-masa ini.

"Kamu mau sesuatu lagi?" tawar Alvaro sambil memijat sang istri. Yona pun hanya membalasnya dengan menggelengkan kepalanya.

Mereka terdiam sejenak, tetapi tangan pria itu masih setia memijat punggung Yona.

"Mamah sama papah, tadinya mau kesini, tapi mereka masih ada kerjaan di Dubai," ucap Alvaro memecahkan keheningan.

"Iya, gak apa-apa."

Mereka kembali terdiam. Lalu Yona merasa sedikit sakit pada perutnya. Ia menundukkan kepala untuk melihat perutnya yang sudah membesar.

"Al, Al. Dia gerak-gerak," tutur Yona dengan senang kepada suaminya.

Sontak Alvaro langsung memiringkan kepalanya untuk melihat perut sang istri. Lalu ia menaruh tangannya disana untuk merasakan gerakan yang diberikan oleh janinnya.

"Iya," balasnya dengan senyuman terus mengembang.

Mereka berdua saling menatap dan saling melemparkan senyuman. Hanya hal sederhana, tetapi dapat membuat mereka bahagia.

"Kalau dia bergerak begini, perut kamu sakit gak?" tanyanya dengan masih menaruh tangannya pada perut perempuan.

"Sakit, tapi sedikit."

Alvaro masih tersenyum dan merasakan gerakan kecil dari dalam perut Yona. Lalu tak lama setelah itu, pintu kamar terbuka dan seseorang keluar dari sana.

"Bunaaa," panggil Raga sambil berjalan menghampiri bunda dan ayahnya yang sedang duduk di kursi sofa.

"Iya, sayang," timpal Yona.

Kini Raga telah berdiri tepat di hadapan bundanya. Dia cukup terheran ketika melihat sang ayah sedang memegang perut bundanya.

"Ayah ngapain?" tanya Raga dengan matanya yang sipit, efek dari bangun tidur.

"Adik kamu nendang-nendang. Mau pegang?" tawar Alvaro pada putranya.

"Mauu."

Lalu Alvaro meraih tangan putranya dan membawanya untuk memegang perut Yona yang sudah sangat membesar. Pada awalnya mereka berdua tidak merasakan pergerakan apapun. Namun, setelah itu mereka berdua merasakan gerakan yang diberikan pada janin itu.

"Ayah, dia bergerak," tutur Raga dengan senyumannya yang mengembang.

"Iya. Coba kamu sapa adik kamu," jawab Alvaro.

Raga mendekatkan wajahnya dengan perut sang bunda tanpa melepaskan tangannya dari sana.

"Adek lagi apa?" bisik Raga pada janin yang dikandung oleh bundanya.

Yona terkekeh sebentar, kemudian dia menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh putranya. "Lagi tidur, kak."

"Adek mau main bola gak? Aku punya banyak bola di rumah," bisik anak laki-laki itu kembali.

"Adik kamu perempuan, Raga. Masa dia main bola," sahut Alvaro.

"Harusnya main apa?" tanya Raga dengan polosnya.

Married With Kakak Kelas 2 [SELESAI]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu