22 - Bersama Lagi

4.8K 356 38
                                    

Setelah dua jam Kak Elisa dengan suaminya berada di rumah Yona dan Alvaro, kini sepasang suami-istri itu pergi meninggalkan kediaman ini.

Kini Yona baru saja mencuci gelas yang tadi dipakai oleh kakak iparnya, sedangkan Alvaro sedang berada di dalam kamar untuk mengerjakan beberapa pekerjaannya sambil menemani Raga tertidur.

Perempuan itu baru saja selesai mencuci piring. Ia hendak pergi ke dalam kamarnya, tetapi tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu rumahnya beberapa kali. Dengan cepat ia melangkahkan kakinya, kemudian membuka pintu tersebut untuk melihat siapa yang berkunjung ke rumahnya.

Tok tok tok

"Iya, sebentar," sahut Yona.

Setelah ia membuka pintunya, terlihat seorang remaja perempuan sedang berdiri sendirian di hadapannya. Ya, dia adalah Sandria, sahabat Yona.

"Sandria, ayo masuk," Yona mempersilahkan sahabatnya itu untuk masuk ke dalam rumahnya.

Mereka duduk di sebuah sofa yang berada di rumah ini. Sandria menunjukkan senyumannya, walaupun Yona tau bahwa ada air matanya dibalik senyuman sahabatnya itu.

"Lo kenapa?" tanya Yona.

"Gue gak apa-apa," balasnya.

Yona menghela nafasnya, kemudian ia pergi ke dapur untuk membawakan segelas teh hangat untuk sahabatnya. Sandria meminum teh hangat itu dengan perlahan.

"Hubungan lo sama Liam, gimana?" Yona kembali bertanya kepadanya.

Sandria terdiam sejenak lalu ia menatap sahabatnya dengan senyuman yang dipaksakan. "Kita gak ada hubungan apa-apa."

"Oke. Gue cuma bisa berharap semoga lo dan Liam baik-baik aja."

"Makasih."

Perempuan yang telah putus dengan kekasihnya beberapa hari yang lalu, meminum teh hangatnya kembali hingga habis tak tersisa. Dia sangat bingung harus mengatakan apa kepada Yona. Kini perasaannya telah berantakan dan pikirannya juga tidak jernih seperti sebelumnya.

"Jangan nangis," cetus Yona ketika ia melihat Sandria hendak meneteskan air matanya.

"Siapa yang nangis?" elaknya.

Yona menghela nafasnya kembali. Ia merasa kalau sahabatnya seperti berubah karena biasanya, Sandria terlihat ceria bahkan ia akan menceritakan apapun yang dia rasakan, tetapi kali ini berbeda. Sandria hanya diam untuk menutupi kesedihannya tanpa berbagai keluh kesah dengannya.

"Lo beda," ucap Yona dan sontak Sandria menatap dirinya dengan terheran-heran.

"Beda gimana?" tanyanya tidak mengerti.

"Lo gak kayak Sandria yang gue kenal. Lo pendiam. Lo pendam semua yang lo rasain sekarang," jawab Yona.

"Gue sahabat lo, Sa. Lo bisa cerita sama gue semuanya," sambungnya.

Sandria tersenyum dengan tipis. "Gue gak mau nyusahin lo, Yon."

"Tapi-" belum selesai Yona berbicara, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang menyela perkataannya.

"Kalau lo gak mau nyusahin Yona, lo nyusahin gue aja," sela Alvaro yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Alvaro?" Sandria menatap laki-laki itu dengan terheran-heran.

"Yona benar. Lo beda," Alvaro berujar.

"Lo bukan cuma temannya Yona, tapi lo teman gue juga," sambungnya.

Setelah Alvaro melontarkan kata-kata itu, Sandria kembali terdiam dan kini ia menundukkan kepalanya dengan menahan air matanya agar tidak terjatuh begitu saja.

Married With Kakak Kelas 2 [SELESAI]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon