37 - Rapat

3.2K 311 99
                                    

Jarum jam telah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Alvaro baru saja selesai bersiap-siap bersama sang istri. Mereka berdua berjalan menuruni anak tangga untuk berkumpul dengan kedua anak mereka sebelum berangkat bekerja.

Terlihat Rachel dan Raga sudah memakai seragam berwarna merah putih, tak lupa dengan dasi dan tas yang mereka bawa. Alvaro menghampiri kedua anaknya itu lalu mengusap kepalanya lembut.

"Hari ini berangkat sama ayah, ya," lontar Alvaro.

"Kenapa bukan bunda yang anterin kita ke sekolah?" tanya Rachel sambil menatap wajah tampan ayahnya.

"Bunda harus buru-buru ke rumah sakit," timpal Alvaro.

"Iya, bunda berangkat dulu ya, sayang," tutur perempuan yang berprofesi sebagai dokter.

Lalu ia mengcup kedua anaknya itu, kemudian berjalan dengan terburu-buru untuk masuk ke dalam mobil. Disisi lain, Alvaro mengajak Rachel dan Raga untuk masuk ke dalam mobilnya.

Alvaro mulai melajukan mobilnya menuju ke sekolah kedua anaknya. Selama di perjalanan, Rachel terus menerus berbicara kepada ayahnya, sedangkan Raga hanya diam tanpa mengatakan apa pun. Anak laki-laki itu hanya akan membuka mulutnya disaat yang di perlukan.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, kini mereka telah tiba di tempat tujuan. Pria berusia tiga puluh tahun itu memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Mereka bertiga keluar dari dalam mobil dan Raga pamit kepada sang ayah karena dia ingin segera masuk ke dalam kelasnya.

Raga telah masuk ke dalam lingkungan sekolah, sedangkan Rachel masih bersama ayahnya. Dia berniat untuk masuk ke dalam sekolah bersama pria itu. Namun, tiba-tiba saja Alvaro merasa seperti ada seseorang yang memanggil namanya.

"Woy, Al."

Alvaro menolehkan kepalanya untuk melihat seseorang yang memanggilnya. Tak hanya Alvaro, Rachel juga menolehkan kepalanya karena merasa penasaran.

"Lo ikut rapat?" tanya Liam sambil menghampiri Alvaro.

Kini Liam tidak sendirian, dia bersama dengan putri kecilnya, Karina. Laki-laki itu setia menggenggam tangan putribya sejak mereka keluar dari dalam mobil.

"Iya, lo ikut rapat juga?" Alvaro kembali bertanya kepadanya.

"Iya. Sandria lagi ada urusan."

"Karin, ayo kita ke kelas bareng," ajak Rachel pada putri Liam itu.

"Iya."

Kini tangan Rachel beralih menggenggam tangan Karina. Ia menatap ayahnya lalu berbicara kepadanya, "Aku ke kelas dulu ya, ayah."

"Iya, sayang."

"Om Liam, aku ke kelas sama Karin, ya," izin anak kecil itu.

"Iya, jangan lari-lari, ya."

Rachel mengangguk paham. Ia membawa Karina untuk masuk ke dalam lingkungan sekolah. Kedua anak perempuan itu memang sudah berteman sejak mereka masih balita. Bagaimana tidak, kedua orang tua mereka masih berteman baik hingga saat ini maka tak heran jika Rachel dengan Karina juga berteman dekat.

Setelah kedua anak perempuan telah masuk ke dalam sekolah, Alvaro dan Liam masih berdiri di parkiran sambil menatap kepergian mereka.

"Gak kerja lo?" tutur Alvaro sambil merapikan jas kerjanya yang berwarna hitam.

"Gue cuti dulu, biar bisa ikut rapat."

Alvaro terkekeh, kemudian ia berjalan memasuki lingkungan sekolah bersama dengan Liam. Kedua laki-laki itu terlihat sangat tampan dan membuat semua warga sekolah merasa terkesima dengan ketampanan mereka.

Married With Kakak Kelas 2 [SELESAI]Where stories live. Discover now