56 - Curiga

1.3K 141 8
                                    

"Kak, kamu mau kuliah dimana?" Tiba-tiba saja Rachel bertanya kepada laki-laki di sampingnya.

"Yang pasti di Jakarta, memangnya kenapa?" Samudra kembali bertanya karena pensaran.

"Kalau misalnya aku kuliah di Ausie, gimana?" Remaja perempuan itu menolehkan kepalanya dan menatap kekasihnya.

Laki-laki itu hanya diam untuk berpikir sejenak. "Gak kuliah di Jakarta?"

"Baru rencana aja, sih," balasnya.

"Itu hak kamu Rachel, kamu bisa pilih jalan hidup kamu sendiri," timpal Samudra dengan bijak.

Rachel pun diam. Samudra benar, tetapi apakah laki-laki itu mau menjalani Long Distance Relationship? Itu pun sepertinya jika mereka masih berlanjut pacaran, tetapi jika tidak, mungkin keputusan Rachel untuk melanjutkan studi di Australia sudah sangat matang.

Suasana menjadi hening kembali. Rachel sibuk dengan pemikirannya, sedangkan Samudra fokus mengemudikan mobilnya yang tak lama lagi tiba di tempat tujuan, yaitu di kediaman Yona dan Alvaro, selaku orang tua kekasihnya.

Sepuluh menit kemudian, mobil berwarna putih itu berhenti tepat di depan sebuah rumah yang cukup besar. Gadis di sampingnya melepaskan pengait seatbelt, lalu memakai tas ranselnya di pundaknya sambil memegang sebuah paper bag yang berisikan buku-buku yang ia beli tadi.

"Kamu belum tau, siapa yang jebak Raga?" Samudra membuka mulutnya sambil menatap perempuan di sampingnya.

"Belum, nanti aku kabarin kalau aku punya petunjuk," balasnya dengan santai.

Samudra tersenyum, lalu mengecup dahi gadis itu dengan singkat. "Besok mau jalan?"

"Kemana?"

"Beli ice cream?"

Rachel berpikir sejenak. "Boleh."

"Oke, besok pulang sekolah, aku tunggu di parkiran," tutur Samudra.

"Iya." Rachel mengukir senyuman di wajahnya. "Hati-hati di jalan."

Dengan perlahan gadis itu membuka pintu mobilnya, kemudian melangkah keluar dengan perlahan. Ia menutup pintu mobil itu kembali, lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya. Setelah tubuhnya sudah tidak terlihat, Samudra melepaskan rem tangannya dan mengemudikannya untuk kembali ke rumah.

Rachel sudah masuk ke dalam rumahnya, dia menutup pintu rumah yang berwarna putih hingga tertutup rapat. Dilangkahkan kakiknya menuju ke anak tangga. Dia ingin cepat-cepat membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur karena sudah merasa sangat lelah.

"Tapi gue takut mereka tau."

Langkah kakinya terhenti ketika Rachel mendengarkan suara seseorang yang sedang berbicara dengan tergesa-gesa dari arah dapur. Dirasa penasaran, ia tidak jadi menaiki anak tangga. Kakinya melangkah begitu saja menuju ke dapur untuk melihat seseorang itu.

Semakin ia melangkah, suara itu semakin terdengar dan rasa penasaran Rachel semakin besar. Dia menajamkan pendengarannya karena ingin tau apa yang sedang dibicarakan oleh orang itu di dapur.

"Kalau mereka tau, gimana?"

"Tau apa?" ucap Rachel dengan tiba-tiba.

Sontak, Sherinna membalikkan tubuhnya dan menatap sepupunya itu dengan wajahnya yang terkejut. Tangan kanannya segera menjauhkan ponselnya dari telinga kanannya. Ia mematikan sambungan panggilannya lalu menatap Rachel dengan gemetar.

"Bukan apa-apa," tuturnya dengan gugup.

"Tadi gue denger, lo takut mereka tau." Rachel menatap Sherinna dengan penasaran. "Mereka yang lo maksud itu, siapa?"

Married With Kakak Kelas 2 [SELESAI]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu