24 - Air Mata

4.6K 340 113
                                    

Setelah tiga hari yang lalu Yona dan Alvaro pergi membeli pesawat serta rumah baru, kini perempuan itu memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya di rumah. Sejak tadi pagi suaminya itu telah pergi ke kantor untuk mengurusi beberapa pekerjaannya dan perempuan itu mengajak sahabatnya untuk menemaninya di rumah.

Mereka berdua sedang berbincang di dalam kamar dengan Raga yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua. Dengan perlahan anak laki-laki itu merangkakkan tubuhnya untuk menghampiri Sandria yang sedang terduduk di atas tempat tidur bersama sahabatnya.

"Sini, sini sama aunty," tukas Sandria, kemudian ia meraih anak laki-laki itu dan memangkunya.

"Nanti Raga kayaknya bakalan kangen sama lo kalau lo pergi ke Belanda," sambung Sandria.

"Iya, tapi Alvaro bakalan sering-sering main ke Belanda," jawabnya.

Lalu Sandria bermain sebentar dengan keponakannya itu, sedangkan Yona memainkan ponselnya. Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Dengan cepat ia mengangkat sambungan panggilan itu dan berbicara dengan seseorang yang menghubungi dirinya.

"Yona, kamu dimana?" -Alvaro.

"Aku di rumah, memangnya kenapa?" -Yona.

Terdengar suara deru nafas laki-laki itu dengan tergesa-gesa.

"Kamu kenapa?" -Yona.

"Tadi Liam kecelakaan, aku sama yang lain sudah bawa dia ke rumah sakit." -Alvaro.

"HAH? KOK BISA? DIA KECELAKAAN DIMANA?" -Yona.

Sontak Sandria menolehkan kepalanya ketika Yona mengatakan hal tersebut. Perempuan itu menyeritkan dahinya karena merasa cukup terheran-heran.

"Nanti aku ceritain kronologinya, tapi sekarang Liam sudah ada di rumahnya." -Alvaro.

"Aku kesana ya?" -Yona.

"Iya, kasih tau ke Sandria pelan-pelan, biar dia gak kaget." -Alvaro.

"Iya." -Yona.

Lalu ibu dari satu anak itu mengakhiri percakapannya dengan Alvaro. Dia menatap sahabatnya yang sedang bermain dengan putranya. Dia cukup bingung, bagaimana caranya memberitahukan perempuan itu tanpa membuatnya terkejut.

"Siapa yang kecelakaan?" celetuk Sandria.

Yona terdiam sebentar. Lalu ia menatap sahabatnya dengan perlahan, kemudian mengatakan beberapa kalimat kepadanya, "Sandria, kita ke rumah Liam sekarang ya."

"Rumah Liam? Memangnya kenapa?" tanya perempuan itu dengan terheran-heran.

"Liam kecelakaan."

Sandria terdiam. Tubuhnya membeku, bibirnya kelu. Ia tidak bisa mengatakan sepatah katapun. Sebelumnya ia telah memeluk Raga, tetapi kini dia melepaskan pelukannya.

Dengan cepat Yona mengambil Raga dan membawanya ke dalam pangkuannya. Lalu ia menatao sahabatnya yang terdiam seperti patung.

"Kita harus ke rumah Liam sekarang," ucap Yona kembali.

Tiba-tiba saja setetes air mata telah mengalir begitu saja. "Kok bisa dia kecelakaan?"

"Gue juga gak tau, tapi yang pasti kita harus ke rumah Liam sekarang," timpalnya.

Kemudian ia bangkit dari tempat tidur lalu meraih tas serta kunci mobilnya sambil menggendong Raga. Sejak tadi Sandria masih terdiam, perempuan itu tidak bergerak sedikitpun. Mau tidak mau Yona harus meraih tangan sahabatnya dan membawanya ke dalam mobil miliknya.

Ibu dari satu anak itu menarug putra kesayangannya di kursi belakang mobil dengan tempat duduk khusus anak kecil, sedangkan Sandria duduk di sampingnya dan Yona mengemudikan mobilnya.

Married With Kakak Kelas 2 [SELESAI]Where stories live. Discover now