Dua belas : Hamil

8.5K 577 17
                                    

Rafan Agantala

"Hah! Otak gue berasa mau meledak. Padahal baru try out pertama, tapi kenapa soal-soal ujiannya susah bener," keluh Jeon.

Kami berlima ditambah Kinda-pacar Ruda- seperti biasa nongkrong di depan kelas seusai ujian try out. Setelah ini akan ada pembahasan mengenai soal-soal try out yang baru saja kami kerjakan juga mengejar materi yang kemarin sempat tertunda. .

"Sama, otak gue rasanya udah hampir mendidih. Gila bener, masa ujian fisika, Kimia sama matematika di barengin! Guru kita nggak manusiawi banget kan?!" Sahut Raka.

"Lo gimana Sad, Rud? Lancar?"

"Lumayan lah," jawab Irsad lesu.

Kulirik Ruda hanya mengangguk singkat sembari menyuapkan sebuah keripik ke mulut Kinda. Dasar bucin!

Aku kembali menekuni ponselku yang berisi deretan chat dengan mbak Dara. Sebenarnya isi ruang obrolan chat tersebut hanya berisi deretan chat milikku yang nggak berbalas oleh mbak Dara.

"Mantap banget soal-soalnya. Asli! Ingus gue mendadak encer," sahut Kinda sembari mengunyah keripik kentangnya.

"Yayang, please jangan keluarin kata jorok," sahut Ruda.

"Kenapa emangnya?" Tanya Raka.

"Karena mulut Kinda terlalu manis buat mengeluarkan kata-kata jorok."

"Ew..iuh.. gelay!" Sahut Jeon dan Raka bebarengan.

Aku nggak peduli dengan pembicaraan mereka yang makin melenceng kemana-kemana. Fokusku sekarang hanya tertuju pada chat yang ku kirim ke mbak Dara, yang tak kunjung di balas-balas. Sudah biasa sih sebenarnya, tapi tetap saja aku berharap mbak Dara menyambut chat ku dan membalasnya.

"Nanti malam, gue nginep di tempat lo ya Rud?" Kataku pada akhirnya.

"Serah lo deh. Nginep ya nginep aja."

"Dalam rangka apa emangnya?" Tanya Jeon.

"Bukan mau mabar kan?" Tanya Raka.

"Kenapa emangnya?" Tanyaku lagi.

"Kita-kita ikutlah," timpal Jeon.

"Yes, apalagi ada mbak Dara yang nggak boleh terlewatkan."

"Ya udah nggak jadi Rud. Kayanya gue mau cek kerjaan di club." Aku nggak mau mereka bikin rusuh di tempat Ruda. Apalagi modusin mbak Dara, nggak boleh.

Ponselku bergetar menandakan ada sebuah notifikasi masuk. Aku tersenyum lebar saat chat ku akhirnya dibalas oleh Mbak Dara.

Berhenti ngirim spam! Kamu nggak ada kerjaan lain selain gangguin aku?

Aku bisa membayangkan wajah jutek dan kesal mbak Dara. Sungguh manis dan menggemaskan.

Nggak bisa mbak. Gangguin mbak adalah hal wajib bagiku sekarang ini mbak.

Terserah!!  Susah emang ngomong sma kamu.

Kalau menyukaiku nggak susah loh mbak.

Aku menunggu beberapa detik, namun nggak kunjung ada balasan. Maka aku kembali mengetik di layar ponsel.

Mbak?

Apa?!

Aku rindu

Bukannya kamu Aga? Udah ganti nama?

Make A Baby with Berondong (Selesai)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin