Virtualzone - Chapter 25

Mulai dari awal
                                    

"Gue video call deh kalo gak percaya," ujarnya.

Wajah Bara terlihat di layar ponsel Rayya. Sepertinya Bara sudah bersiap untuk tidur, karena posisinya sudah berbaring di kasur dan berselimut.

 Sepertinya Bara sudah bersiap untuk tidur, karena posisinya sudah berbaring di kasur dan berselimut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedangkan Rayya sekarang bersandar pada headboard atau sandaran kasur.

"Tuh lihat, rambut gue masih normal," tutur Bara memulai obrolan. "Gue enggak berani potong kayak gitu sekarang, malu."

"Gue kaget, kirain lo kesurupan jamet Bandung," tawanya di akhir kalimat.

"Enak aja! Kalaupun iya, kayaknya gue jamet paling ganteng." Bara ikut tertawa, lebih tepatnya menertawakan dirinya sendiri.

"Ada-ada aja lo."

"Eh, gue bisa sulap lho. Mau liat gak?"

"Sulap apaan?" tanya Rayya.

"Bentar, gue ambil tisu dulu." Bara beranjak dan meninggalkan ponselnya di atas tempat tidur menghadap langit-langit kamarnya.

"Nih, tisunya udah ada." Dia kembali mengambil ponselnya dan menunjukkan beberapa lembar tisu yang sudah ada di genggamannya.

"Mau sulap apaan sih? Deddy Corbuzier lo?"

"Bukan, gue Azka, anaknya."

"Ngaku-ngaku lo," kekeh Rayya.

"Eh Deddy Corbuzier sekarang bukan pesulap lagi, tapi five, four, three, two, one, and close the door." Bara meniru cara berbicaranya.

"Udah buruan, lo mau sulap apa?" Rayya berulang kali menanyakan hal itu.

"Oke, lihat nih," pintanya. "Simsalabim ...." Bara mengayunkan selembar tisu di udara. Namun, beberapa saat kemudian dia menurunkan tisu itu sambil berujar, "Jangan deh, nanti kalo sulapnya berhasil gue ngilang."

"Ngilang?" Rayya mengerutkan keningnya, tetapi dengan cepat dia bisa mengerti apa maksud dari perkataan Bara. "Ghosthing maksud lo?" ketusnya.

"Iya, kalo nanti gue ngilang, itu bukan ghosthing, tapi sulap gue berhasil," jawab Bara enteng.

"Oh berarti selama ini sulap lo belum berhasil gitu? Kalo mau ghosthing ya ghosthing aja, enggak usah pake acaran sulap segala. Gih sana ghosthing, enggak usah bilang-bilang. Jangan balik lagi kalo bisa." Rasa kesal dalam dirinya kembali terpancing.

"Bener nih? Nanti nangiiiis," cibir Bara.

Mendengar sahutan Bara barusan membuat Rayya semakin kesal. Dia memutuskan untuk mengakhiri video call itu secara sepihak, lalu menyimpan ponselnya di atas nakas dan menenggelamkan dirinya di dalam selimut. Mencoba untuk tidur, meskipun ponselnya berdering berulang kali. Rayya yakin, itu pasti pesan dan telepon dari Bara.

Virtualzone [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang