Siapa?

3.7K 522 103
                                    



Happy Reading!

-----------------------------------------

Musik mengalun indah disebuah kafe dekat kampus. Salsa dan kawan-kawan menghabiskan waktu sore untuk menghilangkan stress disana. Sekedar bergosip dan menanyakan kabar masing-masing.

" Gue pengen nyanyi deh" Ujar Ilona yang melihat penyanyi ganteng kafe.

Salsa yang mendengar itu langsung menatap tajam Ilona. " Ga usah ngelakuin hal aneh. Mending lo habisin ni kopi mumpung masih anget. "

" Apaan sih lo Sal, rese banget sama gue. " Ketus Ilona.

Salsa memutar bola matanya jengah." Apa perlu gue ingetin dan tunjukin rekaman suara nyanyi lo yang merdu nya ngalahin Rose blackpink? "

Ilona cemberut mendengar itu, " Iya tau, apalah daya suara gue yang mampu merusak dunia"

" Tumben kamu sadar sendiri Na,? " Tanya Dara dengan wajah lugunya.

" Diem Dar. Nanti lo dibantai sama Ilona" Ucap Rania dengan terkekeh.

" Guys, bentar lagi gue ulang tahun. Lo pada jangan lupa! " Ucap Salsa dengan menunjuk satu persatu wajah sahabatnya.

" Ulang tahun aja ribet bener Sal. Emang yaa, hidup lo itu ngeribetin! "
Ucap Ilona.

" Gue ga bisa denger makhluk halus ngomong"

" Bodo!! "

*

Difta menghempaskan tubuhnya keatas kasur apartemennya.

Ia menutup matanya menggunakan lengan. Nampak sekali raut lelah diwajahnya.

Dering ponsel yang ada disaku nya membuat ia kembali terduduk.

" Halo? "

" Iya Bun"

" Hmm"

" Iya Bunda kusayang"

"Bunda tenang aja"

" Udah dulu, Difta capek. "

Ternyata yang menelepon adalah Dira Bunda Difta. Dira menelpon sekedar untuk mempertanyakan keadaan Difta yang berada di negeri orang.

Setelah mematikan telpon secara sepihak. Difta kemudian melempar ponsel nya kesebelah tempat ia tidur.

Difta menguap berkali-kali. Ia merasa matanya sangat lelah. Karena itu, Difta memutuskan untuk tidur sebentar mengistirahatkan tubuhnya.

*

" Udah siap semua,? "

" Udah dong! "

" Bahagia banget hmm,? " Tanya seorang laki-laki pada adik kecilnya.

Gadis itu mengangguk, " Bahagiaaaa banget. Akhirnya aku bisa pulang ketanah kelahiran ku"

" Loh, itu koper siapa,? " Tanya gadis itu yang melihat sebuah koper besar yang ada dibelakang abangnya.

Laki-laki itu ikut memperhatikan koper yang ditunjuk oleh adiknya . " Abang bakal ikut pulang buat jamin keselamatan kamu. "

" Ga perlu bang. Aku udah gede, udah bisa jaga diri"

" Udah nurut aja. Atau ga jadi pulang "

" Ihhh kok gitu sih, " Ucap gadis itu cemberut.

" Emang gitu " Ujar abang nya acuh, lalu pergi meninggalkan gadis itu sendirian. "

" Dasar abang rese "

*

" Al, El gimana kuliah nya? Lancar? "
Tanya Citra seraya mengelus rambut Al dan El yang meletakan kepala di paha kiri dan kanan nya.

Posisinya, Citra yang duduk disofa. Dan Al, El yang duduk di karpet berbulu.

" Baik Bun" Jawab mereka kompak .

Al mendongak menatap Citra dengan tatapan lembutnya. Ia mengelus-elus tangan Citra lalu menciumnya. " Bunda nampak kurusan, " Ucapnya dengan menggerak-gerakan lengan Citra.

" Bunda bukan kurus. Cuma langsing"

" Bunda udah tua bang. Jadi makin kurus " Celetuk El.

" Enak aja kamu. Bunda awet nuda gini dibilang udah tua" Bantah Citra dengan menjitak kepala El .

" Adawww , sakit atuh Bun. Bunda tu udah tua, seharusnya udah gendong cucu dari bang Adit. "

Citra nampak berpikir, " Iya, yang kamu bilang ada benarnya juga. Cuma masalahnya, abang kamu itu ga tertarik sama perempuan mana pun"

" Homo dong" Kata Al menatap Citra dan El dengan wajah lugunya.

" Hahaha anjirr, HOMO! "

*

" Gimana? Udah siap,? " Tanya

" Siap lang. Siang ini gue terbang"

" Lu kate bidadari bisa terbang. "

Gilang dan rombongan sedang melakukan VidCall berame-rame. Dengan sahabat mereka yang berada di negara orang.

Mereka sudah lama tidak saling mengabari, dikarenakan sahabat mereka itu sering sibuk sendiri.

" Lu sama dia pulangnya? " Tanya Hendrik dengan satu pack pokky ditangannya.

" Yoi mamen. Gue pulang itu cuma buat nganterin dia pulang. Gue takut terjadi sesuatu kalo gak dikawal"

" Nape ga pake jet pribadi Gilang aja?"

" Gilang pelit! "

" Wahh nantangin ni anak satu bos" Ujar Ridho memanas-manasi Gilang.

Sedangkan Gilang, ia hanya cuek bebek saja. Gilang mah ga mudah kemakan hasutan.

" Gimana kabarnya? " Tanya Gilang.

" Makin cantik Bos"

"Kalo bukan udah gue anggep adek. Udah gue pacarin tu anak orang !" Kata Ridho lagi.

" Ga bakal gue restuin lo berdua! Amit-amit, jangan sampai itu terjadi"

******************

Ayo, komen nya dong guyss!



I'm Not ACHADonde viven las historias. Descúbrelo ahora