..........

3.7K 539 53
                                    


Happy Reading!

--------////--///--///------

" Lo hati-hati Dif. " Ucap Dirga pada Difta.

Tidak terasa, sekarang Difta dan rombongan sudah lulus SMA. Difta. Ia memilih melanjutkan perguruan tinggi nya ke negara Korea selatan. Negara impian Acha.

Dirga, dan Razan mereka berdua ikut tes Tentara. Sedangkan Salsa dan kawan, mereka lebih memilih untuk kuliah di Jakarta.

Kabar baiknya, Salsa dan Dirga sekarang sudah menjadi pasangan kekasih. Begitu juga Ilona dan Razan. Entah kapan mereka dekat hingga sekarang bisa menjadi pasangan kekasih.

Sekarang, Dirga, Razan, Salsa, Rania, Ilona, dan Dara,juga keluarga Difta sedang berada di bandara. Hari ini, adalah hari keberangkatan Difta.

" Jaga kesehatan! " Ucap Salsa lalu memeluk singkat Difta.

" Semangat Difta" Ujar Rania juga, ia ikut memeluk Difta dengan mata yang berkaca-kaca.

" Hati-hati sayang. " Ucap mama Difta.

Tidak lama kemudian, pemberitahuan pesawat tujuan korea pun berbunyi.

Difta lalu pergi menarik satu koper besar nya. Ia melambaikan tangan tanda perpisahan.

" JANGAN LUPA BAWA PULANG EONNI KOREA!!! " Teriak Dirga dengan keras. Hingga sekarang mereka menjadi pusat perhatian orang-orang.

*

Dikediaman keluarga Wardana. Semuanya berubah semenjak kepergian Acha. Mansioan itu terasa sunyi setiap saatnya. Semua orang selalu sibuk dengan urusan masing-masing.

Liam , ia sekarang kembali lagi kekorea. Setelah satu bulan kepergian Acha. Ia ikut pergi meninggalkan Jakarta.

Al dan El melanjutkan sekolahnya di UI. Adit dan Brayn yang makin sibuk dengan urusan kantor. Citra yang terus-terusan bersikap dingin, dan Sinta yang sibuk mengurusi butik.

Saat ini, Adit, Brayn, Al El dan Dirga sedang berkumpul di ruang kerja Brayn. Mereka asik bercanda hingga lupa waktu.

" Bang, Lu ga ada niatan mau memperistri istri orang,? " Tanya Dirga dengan asik mengunyah kuaci.

" Lu kate bang Adit PHO apa"? Jawab El dengan menggeplak kepala Dirga.

" Becanda elahh, sensian bener bumil"

" Lo aja yang nikah duluan Ga. Ajakin noh si Salsa, itupun kalo dia mau" Ujar Brayn.

" Wahhh, jangan ngeremihin gue lo bang. Jangankan Salsa, Mak nya aja bisa gue nikahin! "

" Tepuk tangan" Kata Al.

" Serius ini gue bang. Bang Adit kapan mau nikah,? Umur lo udah tua bang. " Ucap Dirga lagi.

Adit mendengus mendengar ucapan Dirga. " Gue ga ada waktu buat ngurusin perempuan! "

Dirga menjentikan jarinya seraya tersenyum misterius " Masalah perempuan mah gampang bang. Nanti biar gue yang nyariin. Tenang aja, lo pasti suka kalo gua yang milihin! "

" Jangan mau bang. Itu semua bullshit.! Palingan lo di cariin janda sama dia. " Sahut El dengan cepat.

Dirga cengengesan di tempat nya. " Lo ngomong suka bener bang! "

*

Brukkkkk

Seorang gadis tidak sengaja menabrak Al yang baru saja keluar dari perpustakaan kampus.

Gadis itu menundukan kepala seraya menggumamkan kata maaf.

" Maaf kak. Saya ga sengaja. " Ucap nya dengan pelan.

Al hanya menatap gadis tersebut dengan tatapan datarnya.

Gadis itu sedikit mendongakan kepala untuk melihat orang yang ada di depannya. Dilihatnya mata tajam namun indah sekarang sedang menatap datar ke arahnya.

Gadis itu menjadi gemetaran di tempatnya. Ia kembali meminta maaf pada Al namun tak kunjung mendapat jawaban.

Al memerhatikan gadis itu dari ujung kepala sampai hujung kaki. Satu kata di pikiran Al, Cantik.

Apalagi dengan gamis dongker serta hijab plisket, membuat gadis itu jauh berkali lipat terlihat cantik.

Melihat itu, Al teringat akan Acha. Acha pernah berkata padanya " Kalo Acha udah kuliah, Acha pengen pake gamis terus bang. Biar cantik berseri!"

Melihat Al yang melamun gadis itu melambai-lambaikan tangan nya di depan wajah Al yang berjarak sekitar satu meter.

Ia mengira Al melamun, padahal Al memperhatikannya.

" Maaf kak. "

" Hmm" Guamam Al.

" Saya dimaafinkan? "

" Nama? "

" Hah,? Apa kak.? "

" Lo budek? "

Gadis itu menggeleng dengan wajah bengong nya. Yang terlihat semakin imut.

" Nama Saya Azurra Ananta kak. Panggil. Zurra aja! "

" Gue panggil Aza, boleh? "

Gadis itu terlihat berpikir. Tidak lama ia menganggukan kepala atas pertanyaan dari Al. " Boleh, bagus juga. AZA! "

" ZURRA...AYO CEPET!! " Teriak seorang gadis yang ada didepan mereka. Beda nya ia tidak memakai hijab.

" Astaghfirullah aku lupa. Maaf yaa kak, Zurra pergi dulu. Assalamualikum" Pamit Zurra pada Al.

Al membiarkan Zurra pergi dengan terus memandanginya.

" Waalaikumsalam " Ucap Al yang hanya mampu didengar oleh nya.

*

Adit terus saja mengotak atik komputer  yang berada di ruangan pribadinya. Selama ini, Adit terus saja mencari penyebab kecelakaan Acha. Ia juga masih tidak percaya dengan kematian Acha. Adit merasa banyak hal yang janggal.
Hingga ia memutuskan untuk terus mencari kebenarannya, bahwa yang meninggal itu bukan Acha.

" Sebentar lagi. Sebentar lagi semuanya bakalan kebongkar Cha. "

" Abang yakin, yang meninggal itu bukan kamu. Namun orang lain. "

*


**********

Cerita nya belum end  yaa guys.

Ada beberapa part lagi.





I'm Not ACHAWhere stories live. Discover now