Selamat Jalan Acha

4.2K 505 62
                                    



Happy Reading.

----------------------------

Citra duduk di sebelah mayat Acha yang baru saja selesai di mandikan dan di balut kain kafan. Kini Acha telah pergi meninggalkannya.

Pandangan Citra kosong. A sedari tadi cuma melamun dan melamun. Setelah sadar dari pingsan nya, ia kembali menangis kencang. Dan sekarang mungkin air mata nya sudah tidak bisa keluar lagi sangking sudah lamanya ia menangis.

Di sebelahnya ada Adit yang senantiasa mengucapkan kata semangat. Namun, pepatah pernah mengatakan.

Anak kehilangan orang tua. Maka ia kehilangan masa lalunya. Jika orang tua kehilangan anak, maka ia kehilangan masa depannya.

" Bunda, kita istirhaat dulu yaa,? Ga usah ikut kepemakaman Acha! " Ujar Adit terdengar seperti perintah.

Tidak ada jawaban dari Citra, bahkan sekedar anggukan kepala pun tidak.

Sekarang , Acha sudah siap untuk disholatkan. Mereka akan segera menguburkan Acha takut kemalaman.

Citra berontak melihat itu. Ia memarahi orang-orang yang mencoba untuk memasukan Acha kedalam keranda. Melihat itu, Agung langsung saja memeluk Citra dengan erat lalu membawanya menjauh.

Para teman sekolah Acha juga ada yang ikut melayat. Terutama keempat sahabat Acha. Mereka sedari tadi tidak hentinya menangis. Kehilangan seorang sahabat, sama saja dengan kehilangan saudara sendiri.

Difta juga ikut datang, sedari tadi dia cuma diam. Tidak menangis tidak pula bicara. Razan yang biasanya berisik kini juga diam seribu bahasa.

*

Setelah di sholatkan, mereka semua langsung saja membawa Acha ke TPU. Semua orang memakai pakaian serba hitam dengan kain penutup kepala.

Citra juga ikut melayat. Masih dengan pandangan kosong dan Agung yang berada di sisinya.

Banyak mobil dan motor mengiringi kepergian Acha.

Sampai di TPU. Mereka semua mulai bersiap untuk menguburkan Acha.
Brayn dan Al yang sudah berada di dalam kuburan untuk menyambut mayat Acha.

Acha sudah di masukan ke dalam kuburan, bahkan sekarang ia sudah di timbun tanah.

Semua orang kembali menangis histeris. Citra cuma diam dengan keadaan sekeliling nya.

Liam melihat itu semua dari kejauhan, ia takut jika ia mendekat malah akan menimbulkan kekacauan.

Setelah membaca yasin dan membaca Doa. Satu persatu orang pergi meninggalkan kuburan.

Tersisa para keluarga dan sahabat. Agung mengajak Citra untuk pulang. Bukan nya bergerak, Citra malah duduk diam seraya mengelus batu nisan yang bertuliskan nama lengkap Acha.

" Kita pulang yuk Bun. Udah mau hujan" Ajak Al pada Citra.

Seluruh keluarga mendekat pada Citra. Mereka semua memberikan kata semangat agar Citra mau bangkit. Tapi, yang namanya kehilangan seorang anak, sama saja dengan mereka kehilangan dunia.

Salsa langsung memeluk Citra dari samping. Begitu juga dengan Rania.

" Bunda, bunda ga kasian sama Acha,? Bunda ga mau kan, Acha sedih di atas sana,? " Ujar Salsa.

" Bunda ga mau pulang. Silahkan kalian kalo mau pulang" Jawab Citra dengan suara lemah.

Rania dan Salsa menyingkir dan membiarkan untuk Al dan El membujuk Citra.

I'm Not ACHAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant