Selesaikah?

4.1K 520 96
                                    


Happy Reading

---------------------------------------

Malam ini acara tahlilan akan di gelar di mansion besar keluarga Wardana. Tenda-tenda beserta kursi juga telah disiapkan.

Gerbang besar mansion senantiasa terbuka, membiarkan orang berlalu lalang masuk untuk mengikuti pengajian.

Didalam mansion juga sudah di gelar karpet besar sebagai tempat duduk.

Semua keluarga sekarang sudah lumayan terlihat fresh. Citra pun begitu, namun tetap saja ia terus melamun dan melamun.
Mungkin melamun menjadi kebiasaannya mulai sekarang.

Keempat sahabat Acha juga sudah datang sedari tadi. Mereka berempat tidak henti nya untuk menguatkan satu sama lain.

" Baiklah, kita mulai saja acara pengajian ini. " Instruksi dari pak Ustadz yang melihat sudah ramai orang yang berdatangan.

*

Liam, ia termenung sendiri di kamar nya. Sedari Acha yang di nyatakan meninggal, ia tidak berani lagi menampakan wajah nya didepan keluarga. Terutama Bunda nya.

Liam memukul kepala nya sendiri. Ia mengacak-acak rambut nya dan berteriak dengan tertahan.

Liam meninju tembok yang ada di depan nya. Bahkan darah segar sudah merembes keluar dari sela-sela tangannya.

Liam selalu bergumam kata seandainya. " Seandainya gue ga bawa Acha kabur, ini semua ga bakal terjadi. Seandainya gue langsung nunjukin rasa sayang gue, seandainya takdir bisa diubah, biar gue aja yang mati. Seandainya.... "

Terlalu banyak seandainya. Hingga tidak bisa lagi diubah.

Liam pasrah, ia sudah siap mendapat perlakuan tidak mengenakan dari Bunda dan keluarga nya yang lain.

*

Pengajian telah selesai. Semua orang juga satu persatu mulai meninggalkan  mansion.

Suara motor besar yang saling bersahutan membuat siapa saja yang mendengarnya akan terganggu tepat berhenti di depan mansion.

Mereka adalah Gilang dan kawan-kawan. Gilang memarkirkan motor nya tepat di gerbang, diikuti yang lainnya.

Mereka melangkah masuk kedalam perkarangan mansion. Gilang mengerti, artikel itu bukanlah main-main, tapi memang fakta.

Semuanya melihat kearah bendera kuning yang tetegak di depan. Dengan sekuat tenaga mereka melihat kedalam mansion yang banyak tenda juga kursi.

" Assalamualaikum" Ucap mereka bersamaan.

" Waalaikumsalam " Jawab orang rumah.

" Silahkan masuk! "

Anggota CoolBlood langsung masuk dan duduk di sebelah Adit .

" Ini bukan artikel semata, tapi kenyataan" Lirih Delki yang masih mampu di dengar semua orang.

" Kalian siapa? " Tanya Al merasa tidak mengenali Delki dan yang lain.

" Mereka abang Acha juga! " Jawab Adit.

" Lo kenal kita bang,? " Tanya Delki lagi.

" Hmm.. "

" Kita yang pernah nolongin Acha dari preman-preman yang pernah ganggu dia" Ujar Gilang yang melihat ekspresi orang-orang yang nampak nya kebingungan.

" Acha,? Preman,? " Lirih Citra yang mendengar ucapan Gilang.

" Iya"

" Kita turut berduka cita tante. Doa yang terbaik kami sampaikan untuk Acha" Ucap Gilang. Lagi, dan lagi, Gilang harus ngerasain sakit nya di tinggal adik perempuan.

I'm Not ACHAWhere stories live. Discover now