Pergi?

4.3K 549 125
                                    

Gak semua hal ,
Bisa di ukur dengan uang .

******

-------------------------


Saat ini, Difta, Razan, Dirga sedang duduk bersantai di rofftop.
Dirga berdiri di pembatas rofftop dengan pikiran yang terus tertuju pada Acha.

Dirga menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Ponsel nya terus mendapatkan notif dari mami nya yang sekedar menanyakan apakah Acha ada di sekolah atau tidak.

Dirga berpikir, jika Acha pergi dari rumah dan lebih memilih membolos sekolah. Kira-kira kemana anak itu berlayar sendirian.

" Lo kenapa sih, banyak utang lo.? " Tanya Razan yang jengah melihat gelagat Dirga seperti orang susah itu.

" Putus jantung dia " Kata Difta yang sibuk bermain game online.

" Mana ada orang yang putus jantung goblok. Gak nyangka gue, ternyata lo sebodoh itu Dif"

" Ngatain gue bodoh, beda nya sama lo apa haa,? "

" Ga ada bedanya lo bedua. Sama-sama goblok! " Kata Dirga yang sekarang ikut duduk di sebelah Razan.

" Lampir mana Ga,? Gue tadi kerumah lo buat njemput dia. Tapi nyokap lo bilang dia udah pergi duluan. " Kata Difta seraya menaruh ponsel nya dengan sembarang.

" Gue ga tau dia kemana. Tadi pagi rumah sempat di hebohkan gara-gara Acha yang pagi-pagi udah gak ada di kamar. Terus Bunda nyuruh kita kesekolah siapa tau Acha udah pergi duluan kesekolah. Ternyata di sekolah dia juga gak ada "

" Jadi maksud lo, lampir gue hilang? " Kata Difta dengan sedikit berteriak.

Dirga menganggukan kepala sebagai jawaban.

" Kenapa ga ngomong dari tadiiii? " Kesal Difta pada Dirga.

" Sekarang, mending kita nyari Acha. "
Ajak Razan.

Dirga menggeleng. " Bang Al, sama yang lain udah nyari Acha. Mereka bolos sekolah. Dan gue disuruh tetap berada di sekolah, siapa tau Acha bakalan dateng"

Difta menatap gemas Dirga. " Udah jam sembilan dongo. Mana mungkin Acha bakalan dateng ke sekolah"

" Gak ada pilihan lain. Kalo lo ga mau ikut gue nyari Acha. Biar gue sendiri." Kata Difta lalu beranjak pergi meninggalkan rofftop.

*

" Uhuukkk... Uhukkkkk... Ini dimana?" Ucap seorang gadis yang baru saja terbangun dari tidur nya.

" Kenapa gue bisa ada di dalem mobil. Juga, ini mobil punya siapa? Gue dimana" Ucap gadis itu lagi.

Acha memperhatikan dalam mobil yang melaju dengan kencang ini . Ia melihat ada orang yang menyetir mobil dengan dandanan yang serba hitam. Mulai dari baju celana sepatu dan juga topi beserta masker. . Pikiran Acha jadi kalut, ia takut akan terjadi sesuatu.

" Maaf Pak, anda siapa yaa,? Kenapa saya disini,? " Tanya Acha berusaha tidak terlihat panik.

Orang itu tidak menjawab pertanyaan Acha. Ia hanya menatap Acha melalui kaca mobil.

" Turunin saya Pak. Ini kita ada dimana? Saya mohon Pak, jangan culik saya"

Acha mencari-cari ponsel nya dengan menggeledah seluruh saku celana nya. Acha memegang kepala nya yang sudah terpasang hijab. Sedangkan ia masih memakai baju tidur panjang.

Tidak ada pilihan lain. Acha memilih melawan sang supir dengan menggedor-gedor kaca mobil.
Namun, rupanya kaca mobil itu berwarna hitam. Jadi orang tidak bisa melihat kehadiran Acha di mobil itu.

I'm Not ACHAМесто, где живут истории. Откройте их для себя