Bocil +62

5.9K 608 32
                                    

Jangan pernah berani cari gara-gara dengan warga +62.
Karena sekali bicara, mampu buat lo seketika kena mental cok! !

********


" Kemane nyari duit yang gak perlu susah payah buang tenaga,?" Tanya Difta.

Saat ini, tiga sekawan itu tengah berjalan tanpa tujuan. Seharusnya sekarang mereka sedang berada di sekolah. Bukan berkeliaran seperti ini.

Karena takut di hukum dan di panggil keruang BK, jadilah sekarang mereka lari dari lingkungan sekolah dengan berjalan kaki.

Dengan baju sekolah yang di keluarkan dan memakai baju kaos hitam di dalam nya. Rambut yang acak-acakan membuat pesona mereka makin bertambah.

Difta yang berjalan di tengah-tengah antara Razan dan Dirga kini menggaruk kepala nya yang tidak gatal itu.

" Kita ini ibaratkan lari pagi" Ucap Razan tersenyum.

Dirga dan Difta mendengus mendengar ucapan Razan.

" Lari pagi pala lo. Ini udah jam sebelas lewat woy! " Kata Dirga dengan menunjukan jam tangan yang melingkar di tangan kiri nya tepat di wajah Razan.

Razan segera menepis kasar tangan Dirga yang menunjukan jam itu. " Mau pamer punya jam lo? Gak perlu.! Stok jam gue banyak di rumah! "

" Jam mati! " Celetuk Difta.

" Canda jam mati! "

Dirga celingukan menatap jalan yang mereka lalui yang terasa sepi ini.

" Kita dimana sih? Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di sini"

" Iye ni jalan suram. Macam jalan hidup lo! " Kata Razan yang sengaja mengejek Dirga. Tenang, mereka gak mudah baperan.

" Wahhh..... Lo kok gitu sih sama sahabat sendiri" Kata Difta menatap tidak percaya pada Razan.
" Si Dirga jalan hidup nya tu terang, seperti cahaya ilahi! " Lanjut Difta berucap dengan tertawa.

" Gak ada yang bener emang lo bedua."

Setelah itu tidak ada percakapan lagi. Mereka bertiga sama-sama diam. Dan kembali lanjut berjalan tanpa tau tujuan.

Entah kenapa, tiba-tiba perasaan Difta menjadi tidak enak. Seperti ada sesuatu yang akan terjadi.

Gukkk.... Guukkkkk.....

Guukkkk.....

Gukkkkkkkk....

" Suara apa nih,? " Tanya Difta dengan memberhentikan jalan nya. Begitu juga dengan Razan dan Dirga yang juga ikut berhenti.

" Jangan-jangan suara kuntilanak" Ucap Razan menerka-nerka.

" Kuntilanak mana ada di siang bolong begini gubluk! "

" Hitungan ketiga, sama-sama tengok kebelakang! " Perintah Difta.

Mereka bertiga mulai berhitung bersama.

" 1 "

" 2 "

" 3 "

Mereka bertiga dengan kompak menghadap kebelakang. Seketika wajah mereka berubah menjadi takut. Dan siap untuk berlari.

" AWAS ADA ANJING EDANNN!!!!! " Teriak mereka secara bersamaan.
Lalu berlari terbirit-birit.

Guukkkkk.....

Gukkkkkk....

Gukkkkkk.......

Anjing itu ikut berlari mengejar mereka . Anjing yang berwarna hitam juga bertaring panjang dan lidah yang menjulur seperti ingin menerkam. Membuat siapapun yang melihat nya akan menjadi takut .

I'm Not ACHAWhere stories live. Discover now