Bab. 39

3.7K 383 13
                                    

JANGAN DIBACA SAAT JAM SHOLAT!



Makasih yang udah baca, vote, dan komentar. Minta koreksinya juga yaaa ....
Baca sampe akhir ya, biar gak gagal paham.

# Bab. 39

"Wa'alaikumussalam," balas ketiga orang yang berada di ruang tengah di rumah tersebut.

"Rev, kok lo di sini?" tanya pria itu menunjuk Reva. Selanjutnya dia juga menunjuk Arka dan bertanya, "Lo juga kenapa di sini?"

"Zedi, duduk dulu, Nak. Mama mau jelasin sesuatu sama kamu," titah bu Zella. Dia menepuk sofa kosong di sebelahnya. Meskipun masih bingung, Zedi menurut, jadilah bu Zella duduk di antara Reva dan Zedi.

Ini sama seperti dugaan Reva dan Arka. Ternyata sangkaan mereka tak salah, inilah yang akan menjadi jawaban dari semua pertanyaan dalam benak mereka selama ini.

Sebelum bercerita, bu Zella menarik napas sejenak. Dia juga menggenggam tangan kedua anaknya. "Zedi, kamu ingat Zafina yang dulu mama ceritakan?"

Zedi langsung mengangguk. "Inget, Mah."

"Enam belas tahun yang lalu, saat itu seorang bayi laki-laki baru saja dilahirkan, tetapi ibunya meninggal setelah melahirkan anaknya. Dan ayahnya memberi nama dia Zedi, bertepatan dengan itu juga seorang bayi perempuan lahir. Dan ternyata, mama berada pada satu ruangan dengan mama kandung Zedi. Dulu pak Raihan, ayah kandung Zedi adalah teman dekat mama. Karena saat itu Zedi membutuhkan asi, mama memberikannya ke bayi yang sangat imut yang mampu membuat mama langsung menyayangi bayi tersebut."

"Sewaktu mama memberikan asi ke Zedi, ayah Reva datang setelah bekerja. Mungkin karena lelah dan langsung melihat pemandangan yang tidak mengenakkan bagi dia, pak Sukma salah paham dan menceraikan mama. Pak Sukma mengira kalau mama memiliki suami lain, lalu pak Sukma meninggalkan mama dan bayi perempuan yang baru saja mama lahirkan."

Di tengah-tengah penjelasan bu Zella, Reva mengusap punggung mamanya yang bergetar. Dia mengerti bagaimana perasaan bu Zella ketika itu, belum sembuh sakit setelah melahirkan, ditambah dengan sakit karena diceraikan suaminya.

"Beberapa hari setelah itu, mama mencoba untuk menguatkan diri mama demi bayi yang mama beri nama Zafina. Karena mama masih sering memberi asi untuk Zedi, akhirnya pak Raihan menikahi mama," sambung bu Zella seraya mengusap kepala Reva.

"Satu tahun mama dan pak Raihan menikah. Saat pak Raihan mengajak anak tirinya keluar untuk menghirup udara segar di taman, ada seorang pria misterius yang membawa Zafina pergi. Ketika itu memang Zafina sedang tidak dalam pengawasan pak Raihan dan tentu saja pak Raihan terkejut, dia berusaha mengejar penculiknya."

"Namun, sayangnya penculik itu nekat melarikan diri menggunakan mobil yang ia bawa dan menabrak pak Raihan. Mendengar dua kabar itu membuat mama syok, dan pak Raihan dinyatakan meninggal karena tabrak lari."

"Saat itu mama benar-benar sulit untuk menerima, mama seperti sudah kehilangan hidup mama. Anak mama diculik dan suami mama meninggalkan mama untuk selama-lamanya. Tapi lagi-lagi mama menguatkan diri mama untuk Zedi, anak tiri mama yang sudah seperti anak kandung mama. Mama juga berusaha untuk mencari Zafina, mama melaporkan kasus itu ke polisi."

"Enam tahun mama menunggu info dari polisi, dan akhirnya setelah sekian lama, penculik itu tertangkap. Dan ternyata pak Sukma pelakunya, dia mengaku menculik Zafina karena terpaksa, di persidangan dia mengatakan kalau Zafina sudah meninggal. Saat itu pihak polisi dan mama percaya saja. Dan pak Sukma dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara."

"Dan ternyata Allah merencanakan sesuatu yang mampu membuat mama terkejut sekaligus bahagia. Mama dipertemukan lagi dengan anak kandung mama yang dulu mama beri nama Zafina," pungkas bu Zella, dia kembali mengecup pipi Reva.

REVARKA [Revisi]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ