Bab. 11

6.2K 693 9
                                    

Assalamualaikum

JANGAN DIBACA SAAT JAM SHOLAT!

-
-
-

📛Vote di awal cerita supaya tidak lupa❗❗

# Bab. 11

Kecanggungan terjadi di antara Reva dan Arka dalam perjalanan pulang menuju ke rumah Arka. Orang tua Arka menyuruh mereka untuk pulang ke tempat tinggal Arka karena takut mengganggu jam istirahat ayah dan bunda Reva.

Di jalanan yang sudah mulai sepi karena jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, Reva hanya memandangi kanan kirinya. Dia ingin berpegangan pada bahu Arka, tetapi mengingat kejadian Arka memeluknya di depan banyak sungguh membuat dia malu.

"Ekhem, kamu bener gak kedinginan? Kalau kedinginan peluk aja, kan tadi kamu habis pingsan," suruh Arka menatap kaca spion yang menjadi perantara dia menatap istrinya.

"Ha? Eng-enggak kok. Bentar lagi juga sam―"

"Kalau dibilangin suami itu jangan ngebantah, gak mau jadi istri durhaka 'kan? Pegangan, udah sah," potong Arka sambil meraih tangan Reva yang bertumpu di atas paha.

"I-iya." 
Tangan Reva mengikuti tarikan Arka yang memasukkan tangannya di dalam saku jaket yang dipakai pria itu.

---

Sampai di kediaman Arka, mereka segera turun dari kendaraannya. Bu Rahma masuk ke dalam membawa Jihan yang sudah tertidur pulas, sementara pak Bram menatap Arka sembari berujar, "Sana cepet masuk! Tadi meluk di depan umum, bawa aja ke kamar biar lebih puas."

Arka mengernyit kesal memandang ayahnya yang sudah masuk ke rumah.

Reva tertawa renyah mendengar ucapan pak Bram. "Ayah kamu jahil banget ya ampun, gemes deh," ujar Reva mendapat tatapan aneh dari Arka.

Ketika sadar apa yang ia ucapkan, Reva menutup mulutnya. "Eh, maksudku lucu gitu," koreksinya menggaruk leher gugup.

"Lawakannya kan? Bukan orangnya?" 
Wajar saja Arka bertanya dengan nada was-was, pak Bram meski sudah mempunyai dua anak, masih terlihat tampan dan bisa saja memikat gadis atau pun janda.

"Ya lawakannyalah," jawab Reva.

Arka menarik tangan Reva mengajaknya masuk ke rumah.

"Assalamu'alaikum." 
Saat sampai di ruang tengah, mereka menemui nenek Wijaya duduk di sofa dan sedang memainkan tasbihnya. Langsung saja Arka dan Reva menghampiri beliau.

Nenek Wijaya menghentikan aktivitas berzikirnya,dia menyambut uluran tangan cucunya. "Wa'alaikumussalam, acaranya lancar?"

"Alhamdulillah lancar, Nek," jawab Arka.

"Alhamdulillah. Yaudah, sana tidur, tuh istri kamu udah ngantuk." Nenek Wijaya menunjuk Reva yang tersenyum kikuk.

"Ya, Nek."

Arka menuruti perintah neneknya, dia menggandeng tangan istrinya menuju ke kamar. Saat membuka pintu kamar, kening Arka terlipat heran. "Eh, bukan kamarku," ujarnya yang juga membuat Reva bingung. Apakah Arka lupa ingatan sampai-sampai nyasar di rumahnya sendiri?

Ya memang Reva akui rumah Arka besar, tetapi tidak mungkin jika pria itu lupa dengan letak kamarnya. "Salah kamar?"

Reva mendongak menatap Arka yang masih saja berfokus pada ruangan yang serba abu-abu dan putih. Menurut Reva kamarnya luas dan cocok ditempati laki-laki. Namun, apa yang membuat Arka tampak ragu?

REVARKA [Revisi]Where stories live. Discover now